Minggu, 02 Desember 2012

Jalan-Jalan Hemat dan Obat Penawar

1353407777771173170 
(kawah putih, 13/11/2012, dok. pribadi)

Jalan-jalan hemat merupakan salah satu daftar hobi saya diurutan teratas. Orang-orang terkadang mengartikannya dengan istilah backpacking atau flashpacking. Namun bagi saya istilah apapun sah-sah saja, yang penting memenuhi beberapa unsur berikut: jalan-jalan, hemat biaya, bisa mengeksplore keindahan suatu tempat, dan bisa bertemu dengan orang-orang baru. Namun dalam jalan-jalan hemat ini, saya sendiri masih tergolong amatiran dalam mengelola budget, yang terpenting ya harus pandai-pandai mengelola uang selama diperjalanan. 

Pengalaman jalan-jalan hemat saya dimulai ketika saya baru saja ujian sidang skripsi, yaitu dipenghujung tahun 2008. Sebenarnya saya agak menyesal, mengapa hobi ini muncul diakhir saya kuliah, tidak dari dulu. Mungkin kalau dari dulu sudah banyak tempat-tempat yang sudah saya eksplore. Tapi ada pepatah bilang lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali. Maka dengan berpegangan kepada pepatah tersebut, setiap tahun saya selalu menyempatkan diri untuk mengeksplore keindahan alam yang ada di bumi ini. Macam-macam tema yang selalu saya usung dalam perjalanan ini, seperti tema tentang Laut, Pantai, Museum, Budaya, Sejarah, Gunung, Jelajah Kota, Kuliner, dan lain-lain. 

Kota pertama yang saya kunjungi untuk jalan-jalan hemat di tahun 2008 adalah Yogyakarta. Mengapa Yogyakarta? jawabannya sih simpel saja, karena teman dekat saya waktu itu akan menikah. Jadi ya sekalian saja jalan-jalan. Di Yogyakarta, saya bersama ketiga orang sahabat saya yang lain menumpang tidur di kos teman lama kami sewaktu SMP yaitu di daerah Kaliurang dekat kampus UGM. Beruntung waktu itu teman-teman kos-nya sedang libur UAS, jadi kami dengan bebasnya menguasai kos teman kami itu. Beruntung pula kami diberi pinjaman motor, sehingga kami bisa kesana kemari memakai motor tersebut. Di Yogyakarta, kami berjalan-jalan ke Marlioboro, napak tilas ke kampung Kauman yang merupakan sejarah berdirinya organisasi Muhammadiyah, ke Pasar Sunmor (Sunday Morning) UGM, keliling kampus UGM yang merupakan trademarknya kampus di Yogyakarta, ke Keraton, dan tentu saja tidak lupa kuliner Yogyakarta yang terkenal akan Nasi Gudeg dan Nasi Kucingnya. Ah ya, karena inti jalan-jalan ini adalah menghadiri pernikahan teman saya, maka sedikit sekali tempat yang kami eksplore, karena keterbatasan waktu pula yang mengharuskan untuk kami harus kembali ke Bandung. Namun, dari perjalanan tersebut, saya bertekad untuk kembali melakukan perjalanan lagi.

135357602134545223 
jalan-jalan hemat Yogyakarta

Di penghujung 2009, kembali saya diajak oleh sahabat dekat saya untuk jalan-jalan hemat ke Karimun Jawa, Jepara. Waktu itu saya masih ragu karena masih ada pekerjaan yang belum diselesaikan. Namun, karena dorongan dari sahabat saya yang begitu “dahsyat”, ditambah saya yang memang gampang terpengaruh untuk urusan jalan-jalan, akhirnya saya “ya” kan juga untuk ikut pergi ke Karimun Jawa, dengan terlebih dahulu mengebut PR saya tersebut. Saya pergi ke Karimun Jawa dari Bandung bersama tiga orang teman saya, perempuan semua. Jalan-jalan ke Karimun Jawa ini membutuhkan energi yang besar, karena dalam perjalanan ini saya menggunakan jalur darat dan laut. Jalur darat kami tempuh dalam waktu sekitar 10 jam, kemudian diteruskan dengan jalur laut dengan menumpang kapal laut sekitar 6 jam. Hampir seharian kami diperjalanan, karena kapal laut yang kami tumpangi ternyata ngetemnya sampai 4 jam. Namun kendala tersebut tidak menyurutkan langkah kami untuk sampai ke Karimun Jawa. Dan benar saja, lelahnya kita selama dijalur darat dan laut terbayarkan sudah, ketika sudah menginjakan kaki di pelabuhan Karimun Jawa karena alamnya begitu cantik nan eksotis, begitupun penduduknya yang sangat welcome. Di Karimun Jawa kami menginap di rumah penduduk (home stay), dekat dengan alun-alun, dan tentu saja dekat laut. Uniknya, di Karimun Jawa listrik hanya mengalir dari pukul 6 sore sampai pukul 6 pagi (tahun 2009). Selain itu, biasanya penduduk jika malam hari selalu berkumpul di alun-alun untuk bersama-sama menonton layar tancab, selain untuk ajang silaturahmi juga untuk melepas lelah setelah bekerja di siang hari. Untuk mengeksplore keindahan Taman Laut yang ada di Karimun Jawa, kita harus menyewa kapal, jika ingin lebih murah usahakan untuk patungan dengan pelancong lain agar lebih murah menyewa kapal. Di sana saya jalan-jalan ke penangkaran hiu, ke rumah seorang teman di pulau Parang untuk makan jambal dan dawegan gratis, ke pulau Menjangan Besar dan Kecil, dan tak lupa snorkling yang merupakan inti dari wisata di Taman Laut Karimun Jawa ini. Ah pokoknya Aku Cinta Karimun Jawa, Cinta Indonesia. 

13535761831427365208
jalan-jalan hemat Karimun Jawa, Jepara

Di medio tahun 2010, saya kembali melakukan perjalanan. Destinasi kali ini adalah Bali. Ya, siapa yang tidak kenal Bali, bahkan orang bule yang tidak begitu tahu tentang Indonesia kadangkala bertanya “Indonesia itu sebelah mananya Bali ya?”. Nah loh. Ketika itu saya menempuh jalur darat dan laut untuk sampai ke Bali dari tempat tinggal saya di daerah Subang. Jadi, bisa dibayangkan lamanya perjalanan yang saya tempuh waktu itu untuk sampai ke Bali (mungkin sekitar 1 hari 1 malam). Ah, keindahan alam Indonesia khususnya Bali memang tiada habis-habisnya. Waktu itu saya main ke Ubud, Uluwatu, Sanur, melihat koleksi barang seni di Museum Le Mayeur, naik perahu di Bedugul, nonton tari kecak di GWK, sholat di mesjid Ibnu Batutah-Nusa Dua yang ternyata disana banyak tempat ibadah agama lain, makan malam di Pantai Jimbaran, berburu oleh-oleh di pasar Sukowati, main pasir di Pantai Kuta, dan masih banyak lagi tempat wisata lainnya.
13535762731156364683
jalan-jalan ke Bali

Di penghujung tahun 2010, saya dan sahabat saya jalan-jalan ke JOGLO SEMAR. Apa itu JOGLO SEMAR? Ialah kepanjangan dari Jogjakarta, Solo, dan Semarang. Ya, saya kembali lagi jalan-jalan ke Yogyakarta bersama seorang sahabat saya. Dimulai dengan rute Bandung-Semarang-Solo-Yogyakarta-Bandung. Perjalanan ini merupakan perjalanan panjang yang diakselerasi, kenapa diakselerasi? Karena ternyata orang tua saya di rumah merencanakan untuk mudik ke kampung halaman di ujung Jawa Barat sana. Maka, perjalanan JOGLO SEMAR ini kami kebut. Di Semarang kami singgah ke Stasiun Tawang, Masjid Agung Jawa Tengah yang memiliki arsitektur yang megah dan unik, kemudian ke Mesjid Agung Semarang, Ke daerah Kauman Semarang, Pecinan, Pasa Johor, Simpang Lima, Lawang Sewu, Tugu Muda, 0 (nol) kilometernya kota Semarang, ke kawasan Kota Lama Semarang seperti mampir ke Gereja Blenduk. Namun sayang kami tidak sempat mampir ke Klenteng Sampoo Kong karena harus segera ke Solo. Di Solo, kami pun mampir ke Musem Radya Pustaka, keliling Solo dengan Trans Solo, Mesjid Agung Surakarta, Kraton Surakarta Hadiningrat yang merupakan istana Jawa Kuno dengan sentuhan Eropa, Pasar Klewer, Pasar Triwindu, Jalan santai sepanjang Jalan Slamet Riyadi, dan masih banyak lagi. Adapun di Yogyakarta, saya dan sahabat saya kembali menelusuri jalanan kota Yogyakarta, karena sudah terlalu cape akibat perjalanan Semarang-Solo, maka kami menyusuri jalan Yogyakarta memakai becak dan Trans Jogja, dan mampirlah ke Candi Prambanan, yang merupakan Candi dari umat agama Hindu, yang dikenal juga dengan sebutan Candi Loro Jongrang.
1353576356461236699
jalan-jalan hemat Semarang

Di tahun 2011, saya kembali melakukan perjalanan. Kali ini yang dekat-dekat saja, saya namakan Short Trip Backpacking, karena saya hanya pergi ke Anyer dan itu pun pulang-pergi, berangkat pagi-pulang malam. Sebenarnya saya melakukan perjalanan ini tidak direncanakan, saya pergi karena hari itu teman yang dulu pernah dekat dengan saya akan menikah, dan saya patah hati, hahaha. Ah sudahlah, itu masa lalu dan sekarang saya pun sudah lupa, karena saya harus move on dan move up. Dengan berbekal informasi dari om Google, saya dan kedua orang sahabat saya berangkatlah ke Anyer dari Kampung Rambutan. Di Anyer, kami menyusuri pantai Marbella, naik ke lantai paling atas Mertjusuar Anjer yang didirikan tahun 1885 dan melihat Anyer dan sekitarnya dari atas, serta napak tilas ke 0 (nol) kilometernya jalan Anyer-Panarukan. Menurut sejarah, jalan Anyer-Panarukan ini dulu dibangun atas dasar kerja paksa (rodi) pada zaman Belanda, pembuatan jalan ini merenggut nyawa-nyawa para pahlawan yang tak diketahui namanya.

13535788641599595464
jalan-jalan hemat Solo

Masih di tahun yang sama di bulan ke sepuluh saya kembali jalan-jalan ke Pangandaran, Ciamis Jawa Barat. Kali ini bersama keluarga, sehingga lebih terjamin dalam hal logistik. Pangandaran merupakan salah satu kawasan laut di selatan pulau Jawa. Bisa dibilang tidak ke Pangandaran kalau kita tidak berkunjung ke Green Canyon dan Batu Karas, maka kami pun pergilah kesana, dan benar saja Green Canyon nya Indonesia memang tidak kalah dengan Green Canyon yang ada di Luar Negeri, bisa berenang pula disini, keren sekali pemandangannya. Oh ya, dan jangan lupa bermain sepeda mengelilingi pantai timur Pangandaran. Dipenghujun tahun 2011, saya kembali jalan-jalan. Tapi kali ini sendirian, karena tema kali ini adalah berkunjung ke negara jiran yaitu Malaysia dan Singapura. Banyak hal-hal baru yang saya dapatkan ketika jalan-jalan sendirian, seru, tegang, senang, pokoknya excited.
 

1353576686111199027
jalan-jalan Pangandaran

Medio tahun 2012 ini, saya berkesempatan untuk mengikuti kegiatan organisasi selama seminggu di Lampung. Dan hal tersebut tidak saya dan teman-teman lain sia-siakan. Di waktu senggang kami bermain ke Pantai (lupa lagi namanya J ), lumayan bisa lihat terumbu karang dan pasir putih. Terakhir jalan-jalan di tahun 2012 ini yaitu sekitar 1 bulan dan 2 minggu yang lalu yaitu ke Gunung Wayang dan Ke Ciwidey yang terletak di Kabupaten Bandung. Di Gunung Wayang terletak Situ Cisanti, yang juga merupakan hulu dari sungai Citarum. Ternyata hulu sungai Citarum ini masih bersih, bahkan mata air di dekat Situ Cisanti ini bisa langsung diminum tanpa harus dimasak terlebih dahulu. Berbeda sekali dengan bagian tengah dan hilir sungai Citarum yang katanya merupakan salah satu sungai terkotor dan tercemar di dunia. Di Ciwidey, saya dan seorang sahabat saya berkesempatan untuk menjelajahi Kawah Putih dan Situ Patengan (Situ Patenggang). Di Kawah Putih, kita bisa melihat bentang alam yang luar biasa indahnya, suara kicau burung, langit biru, gemuruh belerang, lumpur belerang yang bergradasi, bercampur menjadi satu. Sedangkan di Situ Patengan kita bisa naik perahu untuk sampai ke Pulau Asmara dan Batu Cinta, itu kalau yang sudah punya pasangan.

13535768271796280220
jalan-jalan hemat Ciwidey

Untuk akhir tahun ini sebenarnya saya belum merencanakan untuk melancong kemana-mana, karena yang saya tahu akhir tahun adalah musim liburan, dan tentu saja tempat-tempat wisata menjadi destinasi banyak orang, dan cost menuju tempat wisata berikut akomodasinya akan ikut naik. Namun, ketika membaca lomba menulis Rencana Liburan Akhir Tahun, saya menjadi teringat untuk mewujudkan impian saya jalan-jalan ke Pulau Komodo. Pulau ini memang sudah menjadi list dalam destinasi jalan-jalan saya. Namun untuk sampai kesana ternyata tidak cukup dengan uang yang sedikit. Jadi untuk sementara waktu saya masih berencana dan menabung dahulu, dan beruntunglah saya jika saya mendapatkan kesempatan untuk jalan-jalan gratis ke salah satu pulau yang ada di provinsi Nusa Tenggara Timur yang dinobatkan menjadi New Seven Wonder of Nature. Komodo yang merupakan khas fauna peralihan dari NTT, sampai saat ini hanya saya lihat di televisi, internet, dan buku-buku. Saya berencana jika saya jalan-jalan ke Pulau Komodo saya akan jalan-jalan ke Labuan Bajo yang katanya merupakan meeting point untuk sampai ke Pulau Komodo. Selain Pulau Komodo, saya pun ingin jalan-jalan melihat lebih dekat fauna Komodo ke Pulau Rinca yang kabarnya Pulau Rinca dan Pulau Komodo merupakan tempat yang memiliki populasi Komodo terbanyak. Selain melihat komodo yang merupakan salah satu jenis hewan purba, saya pun ingin menjelajah pantai dan bawah lautnya menggunakan perahu layar, konon katanya Pantai Pink merupakan salah satu destinasi yang jangan sampai terlewatkan jika kita pergi ke Pulau Komodo. Yap, sampai saat ini saya masih bermimpi saja, dan siapa tahu saya bisa mampir kesana, karena ternyata baru-baru ini saya patah hati, dan obat nya adalah jalan-jalan.

Ayo, yang belum punya rencana jalan-jalan di akhir tahun ini, saya sarankan pergi ke tempat-tempat yang saya sebutkan tadi bagi yang belum pernah kesana. Tapi bagi yang sudah pergi kesana enaknya kemana yaa? Ke Pulau Komodo sepertinya, atau ada yang lain? :D

Salam jalan-jalan hemat.

Selasa, 13 November 2012

Short Trip Backpacking to Ciwidey



 
Alhamdulillah, hari ini dosen saya tidak mengajar euy, tapi besok diganti jadi double ngajarnya, hehehe yo wes lah, soalnya di kampus hari ini mau akreditasi, sibuk kali yakk. Harusnya sih belajar mandiri, minimal cari bahan-bahan gitu lah buat thesis UP saya tapi da pengen mencari kesegaran dulu (haha tepatnya lagi  garalau). Perasaan udah lamaaaaaaaaaaa banget saya ga ngetrip, mau yang jaraknya jauh ataupun dekat, jadi berasa kangen buat ngetrip. Sebenernya pengen dari kemarin-kemarin, tapi ga ada waktu, semuanya terkurasssssss buat ngerjain tugas (okey agak lebay)
Trip dadakan pun dimulai. Saya dan Dieni berangkat dari halte Dipati Ukur (Depan UNPAD DU). Eitss jangan salah naik damri yah, naiknya harus yang Dago-Leuwi Panjang (ekonomi) murah ongkosnya cuma Rp. 2000,- jauh-dekat. Setelah sebelumnya saya dan Dieni makan dulu lontong sayur padang, dekat pangkalan Damri tersebut. Setelah kenyang, kami pun minta si ibu membungkus lagi lontong pical (pecel) padang buat dibawa ke Ciwidey nanti. Haduhhh, lontongnya dimasukin panas-panas ke plastik lagi, walhasil kalo dimakan nanti siang pasti agak basi, pikir saya, biarin aja ah. Intinya titik poinnya adalah ke terminal Leuwi Panjang.

Sekitar 45 menit perjalanan Damri, kami pun tiba lah di Leuwi Panjang. Sebenarnya ada 2 alternatif angkutan ke Ciwidey, yang pertama naik bus, yang kedua naik elf L300. Nah, karena bus ke Ciwidey adanya jam 8 pagi, sedangkan kami sudah tiba di terminal Leuwi Panjang jam setengah delapan, maka kami pun memutuskan untuk naik elf L300. Hahaha ini elf mirip angkutan saya kalau mudik ke kampung, jadi gak berasa aneh lah saya naik nya juga, ga tau kalau orang kota mah hihihi. Cuma bedanya dengan elf ke kampung saya hanya dihuni sekitar 16 penumpang termasuk supir, nah kalo elf L300 yang ini harus berisi 18-20 penumpang. Mau tau dimana sisanya tempat duduk itu?? Yappp sisa penumpang yang naiknya belakangan kebagian tempat duduk di belakang supir. Jadi saling berpunggungan badan sama yang duduk di paling depan, sehingga penumpang yang duduk disitu tidak bisa menghadap ke depan, hanya bisa menghadap ke belakang, ditonton sama 3 baris penumpang lainnya yang menghadap ke depan. Hadeuhhh, masih belum kebayang juga?? nihhh saya lampirkan fotonya (yaak benar sekali saya kebagian duduk membelakangi supir tersebut, lumayan 1,5 jam jadi artis :D :D). 

(nah terlihat kan bagaimana situasinya, untung itu cuma 3 orang yang duduk disitu, pas pulangnya malah ber empat yang duduk disitu, ckckck hahaha panas booo dibawahnya mesin)

Oh ya, ongkos naik elf tersebut Rp.7000,-, tapi si supirnya ngembaliin Rp.5000 (harusnya Rp.6000,-) dari uang yang dikasihkan Rp.20.000,- (untuk 2 orang). Hmm biarin ah shodaqoh hehe. Dari elf itu kami turun di terminal Ciwidey (terminal Cibeureum). Lalu banyak mamang-mamang angkot yang menawarkan jasa angkotnya, “neng, neng, Kawah Putih?”, “bukan, orang saya mah mang”. Orang Ciwidey bilang, kalo mau ke Kawah Putih, atau daerah atasnya seperti Situ Patengan, Ranca Bali, dll nyebutnya adalah dengan sebutan “Tonggoh”, yang kalau di-Indonesia-kan artinya “Atas”. Okehh kami pun naik angkot kuning tersebut. Ongkos sampai ke Kawah Putih sekitar Rp.6000 – Rp.7000,-. 

(ini dia angkot yang kita carter dari terminal cowidey/cibeureum)

Nah, terus dari gerbang Kawah Putih kita bisa naik semacam angkutan umum (ontang-anting) menuju daerah atas Kawah Putihnya, ongkosnya kalau tidak salah Rp.10.000-Rp.15.000,-. Angkutan tersebut menampung sekitar 9 penumpang-an mungkin. Saya tidak terlalu memperhatikan juga, soalnya saya ke daerah atas Kawah Putih-nya pakai angkot kuning yang kami rental, soalnya kalau menunggu ontang anting tersebut berangkatnya masih lama (harus nunggu mobil penuh dulu baru berangkat). Sedangkan pengunjung yang lain belum ada yang datang, ada siihhh tapi mereka bawa mobil pribadi ke atasnya. HTM ke Kawah Putih nya 15.000,- trus jasa lingkungannya Rp.10.000,-. Jadi Rp.25.000,-. Oh ya, kami mencarter si angkot kuning tersebut Rp.50.000/orang. Dengan hitung-hitungan, kalau kita naik angkot dengan cara ketengan bisa menghabiskan ongkos sekitar Rp.35.000,- sampai Rp.40.000,- per orang. Kita carter angkot ini Rp. 50.000/perorang ini dengan rute sebagai berikut: Terminal Ciwidey-ke Gerbang Kawah Putih-Ke Puncak Kawah Putih (6 km)-Turun lagi ke Gerbang Kawah Putih-Ke Situ Patengan (sekitar 20 menitan kurang dari Kawah Putih)-Kembali lagi ke Terminal Ciwidey. Hmm not bad lah, pikir saya. Oh ya, diangkot menuju puncak Kawah Putih itu cuma saya dan Dieni saja berdua, jadi serem juga pas ke puncak Kawah Putih pakai angkot tersebut, secara dikanan-kiri jalan sepiiii bangettt, hutan semua, belum banyak pengunjung, nanjak pula. Nah, kami pun berdo’a komat kamit. Akhirnya kami selamat sentosa juga sampai puncak. Alhamdulillah ya Alloh, supirnya baik da.

Yapp sampai di puncak Kawah Putih, bau belerang sudah mulai tercium. Untuk mencegah bau belerang itu tercium, ya pake masker, ada yang jualan kok disana, harganya Rp.5.000,-. Kalau saya sih gak pake masker-masker segala, soalnya itu bau belerang gak nyengat-nyengat banget kok baunya, apa karena sering nyium bau kentut yak, jadi gak kerasa bau nya, hahaha entahlah. Okey pemandangan disana is PERFECTOOOO, asli bagus banget, pintu masuknya kayak di luar negeri ih. Kalau ada kata yang lebih hebat dari kata “bagus banget” nah itu lah Kawah Putih. Gunung berpadu dengan kawah, hutan yang lebat, suara burung, suara binatang lain, suara belerang yang mendidih, ditambah gradasi warna langit, warna air belerang, hijaunya daun, dll menambah nuansa adeeemmmmmmmm banget. Waktu kami sampai di Kawah Putih nya, disana baru ada serombongan orang Malaysia yang sedang berwisata, foto-foto, dan kita pun saling tersenyum ketika saling berpas-pasan. 

(Pintu masuknya, keren kaan kayak di luar negeri hahaha, lebayy)

(ini didekat information center)

Ada kejadian yang memalukan, saking antusiasnya saya memandang pemandangan tersebut, sambil foto sanah foto sinih, saya tidak sadar kalau ternyata tanah yang saya pijak adalah lumpur belerang, hadeuhhhhh terperosok saya, walhasil sepatu sebelah saya kotor terkena lumpur belerang, berwarna putih. Ckckck. Akhirnya saya nyeker aja sambil foto-fotoan, kalau jalan baru dipakai (untung belum banyak orang), soalnya banyak batu. Baiklah sesi take pictures dan memandang alam sudah cukup terpuaskan, kita di puncak Kawah Putih sekitar 1,5 jam-an, dari ga banyak pengunjung sampai banyak pengunjung, padahal ada aturan disana disarankan hanya 15 menit di tempat tersebut (takut keracunan belerang, mungkin). Dari sana kami kembali lagi ke tempat angkot menunggu kami. Tadi pas saya kesini, belum ada orang yang main kecapi di Saung Kecapi, tapi sekarang ada, seorang bapak yang tidak terlalu tinggi, yang ternyata tadi seangkot sama kami, eh tau nya itu si bapak cerita kalau istrinya punya empat, malah pengen tujuh katanya, hadeuhhhh niat banget sih pak. Beres dari sana kami pun langsung ke angkot setelah sebelumnya saya membersihkan sepatu saya yang terjerembab itu di toilet dekat Information Center, huhhh untung bisa ilang lumpurnya. Saking fokusnya bersihin sepatu, sampai-sampai ketika udah beres dan mau balik ke angkot, gayung yang saya pake untuk bersih-bersih ternyata masih saya tenteng-tenteng, hadeuhhhh pikuuun pikuuunnn. 

(nah liat putih sebelah sepatu saya :)

(saung kecapi)

Okesiipp, kami pun naik angkot kembali, kemudian turun ke bawah gerbang Kawah Putih yang berjarak 6 Km panjangnya dari puncaknya. Lalu dari sana kita pun dibawa lagi ke Situ Patengan, lama jugaa perjalanan nya uy. Masuk Situ Patengan kayaknya gratis deh, tapi kata supir Rp.6000,- tau ah. Oh iya, nyampe Situ Patengan kita makan dulu lontong pical padang itu, dan pas dimakan tuh kan agak basi, tapi kita tetep keukeuh sureukeuh makan itu lontong pical, saking laparnya, dan kalau beli pasti mahal kalau di tempat wisata mah. Urusan sakit perut mah belakangan hehe. Dan sampai tulisan ini ditulis, kami biasa aja tuh, antibodi nya kuat kali yak J. Oh ya di Situ Patengan itu ditengahnya ada situ cinta atau apa ya namanya, lupa lagi, kalau kesana harus pakai perahu lagi, atau bebek-bebek an, dengan harga sewa Rp.30.000,-. Wadeuhhh mahal juga yak, dan kami milih untuk gak naik aja. kita pun keliling-keliling Situ Patengan, wuihhh banyak orang yang pacaran ternyata, kayaknya cuma Saya dan Dieni doang nih yang masih jomblo hahaha.

(nyari ilham diatas batu)

Oh ya ketika liat langit sudah berawan, dan bressss akhirnya gerimis. Kami pun segera bergegas naik angkot untuk segera pulang ke kota Bandung. Lumayan lah Situ Patengan juga, walaupun ga sebersih Kawah Putih. Kenapa Kawah Putih lebih bersih? Menurut saya sih karena tidak ada yang berdagang makanan didekat tempat wisata tersebut. Jadi aja bersih, ditambah banyak tempat sampah, dan ada petugas kebersihan yang siap sedia membersihkan tempat wisata Kawah Putih tersebut. Terbukti ketika saya naik angkot ke arah puncak Kawah Putih, ada petugas yang begitu melihat ada sampah plastik langsung dipungutnya dari motor yang sedang dikendarainya. Hmmm semoga Kawah Putih bersih terusss. Dan mari datangilah tempat wisata yang ada Ciwidey, Jawa Barat ini (Kawah Putih, Situ Patengan, Ranca Bali, Kebun teh, memetik stawberry, dll). Dan jangan lupa jangan buang sampah sembarangan, dan kalau bisa gunakan jasa guide penduduk setempat (seperti angkot tadi). Salam amateur Backpacker.

Minggu, 11 November 2012

SHARP Plasmacluster dan Perubahan Iklim

Menurut Undang Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, disebutkan bahwa  lingkungan  hidup  yang  baik  dan sehat merupakan Hak Asasi bagi setiap Warga Negara Indonesia sebagaimana pula diamanatkan dalam Pasal 28H Undang-Undang Dasar Negara  Republik  Indonesia Tahun 1945. Saat ini, seperti kita tahu bahwa kualitas lingkungan hidup di bumi ini semakin menurun sehingga bisa mengancam kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Hal tersebut disebabkan oleh pemanasan global yang semakin meningkat sehingga mengakibatkan perubahan iklim yang semakin dapat memperparah penurunan kualitas lingkungan tersebut. Dalam Undang Undang Nomor 32 tahun 2009 juga disebutkan bahwa perubahan iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia sehingga menyebabkan perubahan komposisi atmosfir secara global dan selain itu juga berupa perubahan variabilitas iklim alamiah yang teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan.
Nah, akibat dari perubahan iklim ini, maka kualitas udara disekitar kita berkurang, bisa juga terjadi polusi karena udara yang kotor, terjadi efek rumah kaca, dan sebagainya. Maka untuk mengatasi dampak dari perubahan iklim ini, dibutuhkan suatu teknologi yang mampu untuk melindungi umat manusia dari virus atau bakteri yang terkandung dalam udara yang kita hirup. Oleh karena itu, Sharp yang merupakan suatu perusahan elektronik yang selalu berorientasi ke masa depan, membuat suatu terobosan baru yaitu dengan membuat AC (Air Conditioner) yang menggunakan teknologi ion plasmacluster untuk menyaring dan membersihkan udara yang ada di sekitar lingkungan kita. Kenapa Sharp memilih ion plasmacluster sebagai teknologinya? Karena ternyata ion plasmacluster ini mempunyai beberapa kelebihan yaitu mampu membunuh virus dan bakteri yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang kita. Selain itu, juga dapat mengurangi pertumbuhan jamur pada permukaan dinding yang dapat menyebabkan masalah pernapasan seperti asma. Bahkan penelitian mengenai ion plasmacluster ini juga telah diteliti dibeberapa negara seperti China, Jerman, Jepang, dan juga Indonesia, dan kesemuanya memberikan respon positif. Dikutip dari sini, bahwa cara kerja teknologi ion plasmacluster ini ternyata relatif sederhana, caranya ialah dengan dengan menebarkan ion hidrogen positif dan ion oksigen negatif yang mempunyai fungsi untuk menangkap dan memecah partikel-partikel alergen (pembuat alergi), bakteri, jamur dan juga virus.
Dengan Air Conditioner yang menggunakan teknologi ion plasmacluster ini, diharapkan Sharp dapat membantu pemerintah untuk mewujudkan amanat Undang Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yaitu dengan memberikan kontribusi terhadap kualitas udara yang bersih dan baik bagi kesehatan bangsa Indonesia, karena lingkungan yang sehat merupakan Hak Asasi bagi setiap umat manusia. 

Bacaan: Dari berbagai sumber

http://green.kompasiana.com/iklim/2012/11/10/sharp-plasmacluster-dan-perubahan-iklim-508097.html

Kamis, 25 Oktober 2012

LEGITNYA UBI CILEMBU


Dalam postingan kali ini saya akan membahas tentang makanan yang menjadi andalan warga Sumedang. Eitsss, tapi bukan tahu Sumedang yang akan saya ceritakan melainkan umbi nya, tak lain dan tak bukan adalah Ubi Cilembu.
Siapa yang tidak tahu ubi Cilembu? Yup, saya pikir semua penyuka kuliner tentu tahu apa itu ubi Cilembu karena ubi Cilembu ini amat sangat populer. Ubi cilembu merupakan satu-satunya varietas umbi yang hanya ada di Indonesia, khususnya  di Desa Cilembu persis di kaki Gunung Kareumbi. Desa Cilembu merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Pamulihan, kabupaten Sumedang, Jawa Barat, tidak terlalu jauh dari tempat saya kuliah zaman dulu di daerah Jatinangor.
Ubi Cilembu merupakan salah satu varietas dari ubi jalar. Nah, ubi jalar ini sifatnya ada yang termasuk varietas sweet potato (rasanya manis) dan unsweet potato (rasanya tawar). Ubi jalar yang dikenal dengan bahasa latinnya Ipomoea batatas, merupakan ubi yang awalnya berasal dari benua Amerika, dan dikembangkan berbagai varietasnya di berbagai tempat, termasuk di Indonesia ini. Adapun jenis ubi jalar yang ada di Desa Cilembu adalah jenis Anet, Nirkum, Menes, Eno, dan Jawer, dan yang menjadi andalan ubi di Desa Cilembu adalah adalah jenis Nirkum, karena rasanya yang unggul dibandingkan jenis lainnya. Bahkan sejak zaman Belanda pun jenis Nirkum ini sudah digemari oleh para kompeni.
Ubi Cilembu ini ternyata baru populer di Indonesia sekitar tahun 1900-an. Setelah sebelumnya para petani padi yang juga petani ubi ini memperkenalkannya sekitar tahun 1980an. Walaupun telah banyak orang yang menanam ubi Cilembu ini di daerahnya masing-masing (selain di Desa Cilembu), namun ketika dikonsumsi, rasa ubi Cilembu yang ditanam di daerah selain di Desa Cilembu ternyata tidak seenak dan tidak selegit yang ditanam di Desa Cilembu. Kenapa hal ini bisa terjadi? Karena ternyata kandungan tanah yang ada di Desa Cilembu ini memiliki unsur hara yang unik dan mempunyai komposisi yang sesuai dan pas dengan ubi Cilembu yang ditanam, yang tidak bisa ditemukan di daerah lainnya di dunia ini. Dosen saya bilang kalau tanah yang ada di Desa Cilembu ini indigenous soil, dan seharusnya segera dicagarkan karena hanya ada satu-satunya di dunia.
Ubi Cilembu merupakan salah satu jenis ubi jalar yang termasuk varietas sweet potato sehingga memiliki rasa manis, dan juga memiliki serat yang halus. Namun manisnya ubi Cilembu ini sangat berbeda dengan ubi-ubi lainnya, mengapa berbeda? Karena manisnya ubi Cilembu ini begitu legit seperti madu, berbeda dengan ubi-ubi lainnya. Jadi, ketika kita memasak ubi tersebut  (dengan cara dioven), kemudian setelah matang kita membuka bagian tengahnya, maka croottttt, dari bagian tengah ubi tersebut akan keluar sejenis cairan kuning kental dan lengket seperti madu, dan rasanya pun memang manis dan lembut seperti madu. Oleh karena itu tak heran bila ubi Cilembu ini juga dinamai dengan ubi madu. Bahkan menurut para konsumennya, ubi Cilembu hanya enak dikonsumsi apabila dimasak dengan cara dioven atau dipanggang, bukan digoreng ataupun direbus. Ubi Cilembu tidak disarankan untuk digoreng karena akan cepat gosong sebab ubi cilembu ini mengandung kadar gula yang lebih tinggi dibandingkan dengan ubi lainnya, dan juga tidak cocok untuk direbus karena unsur manis seperti madu yang ada dalam ubi cilembu tersebut akan berkurang.








ilustrasi ubi cilembu
(sumber gambar: www.google.com)


Kandungan Gizi Ubi Cilembu
Dari beberapa sumber yang dibaca, ubi Cilembu ternyata memiliki manfaat dan kandungan vitamin A dan kalsium yang lebih tinggi dari varietas umbi lainnya. Vitamin A yang dimiliki ubi Cilembu ini adalah 7.100 IU (International Unit). Berbeda dengan jenis umbi-umbi lain yang hanya memiliki kandungan vitamin A 0,001-0,69 mg per 100 gram. Adapun manfaat vitamin A yang ada dalam ubi Cilembu ini adalah untuk memperbaiki gizi bagi yang kekurangan vitamin A, menstabilkan kadar gula darah, dan juga untuk menurunkan resistensi insulin. Sedangkan kalsium dari ubi Cilembu ini adalah 46 mg per 100 gram yang berguna untuk metabolisme tubuh dan memperkuat tulang dan gigi. Selain vitamin A dan kalsium yang tinggi, ubi Cilembu ini juga mengandung vitamin B-1 sebesar 0,08 mg, vitamin B-2 sebesar 0,05 mg, niacin sebesar 0,9 mg, serta vitamin C sebesar 20 mg.
Wahhhh ternyata kandungan ubi Cilembu ini besar ya teman-teman. Bahkan, kabarnya ubi Cilembu ini bisa menjadi makanan pokok alternatif juga loh. Jadi, aman banget dikonsumsi bagi teman-teman yang mau diet sehat, tinggal diganti saja deh karbohidrat yang sebelumnya diperoleh dari nasi menjadi karbohidrat yang diperoleh dari ubi Cilembu ini.
Okey dehh, semoga bermanfaat yaa teman-teman postingan dari saya. Salam sehat semuanyaaaa :D





Selasa, 23 Oktober 2012

SENSASI MENUNGGU PAKET "BOM BUKU"

Bagi saya, di zaman sekarang mempunyai laptop dan modem untuk menyambungkannya ke internet adalah sesuatu yang hukumnya “wajib”. Mengapa wajib? Karena dipastikan (walaupun tidak 100%) segala informasi yang hendak kita cari hampir diperkirakan dapat kita temukan semuanya, dari yang memakai bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahkan sampai bahasa yang tidak pernah kita dengar sebelumnya seperti bahasa Suimi, Swahili, ataupun Yiddish. Bagi saya, banyak sekali kegunaan internet, salah satunya adalah kita bisa melakukan belanja online. Saya pikir belanja online ini sangat cocok bagi orang-orang yang sibuk di kantornya sehingga susah untuk meluangkan waktunya untuk berbelanja, malas panas-panasan atau berdesak-desakkan seperti halnya di Pasar Baru Bandung, atau karena faktor jarak sebab barang yang ingin dibeli tidak ada di lokasi tempatnya tinggal.
Bagi saya, belanja online itu mudah, murah, dan cepat. MUDAH karena belanja online itu mudah dilakukan kapan saja, ketika masak, ketika di kantor, ketika di bus, atau dimanapun, tinggal mengarahkan kursor, lalu klik sana, klik sini, pilih barang, transfer, dan tinggal menunggu barang datang ke rumah. MURAH karena barang yang hendak kita beli bisa dengan cepat kita bandingkan harganya di website lain yang menjual barang serupa, sehingga kita bisa mencari harga termurah, bahkan harga yang sedang diskon besar-besaran diwebsitenya. CEPAT karena biasanya belanja online ini membuka layanan chatting atau sms untuk menjembatani komunikasi antara penjual dan konsumen, dan apabila konsumen bertanya-tanya mengenai barang yang hendak dibelinya, si penjual dengan segera menjawabnya (fast respons).
Sudah sekitar tiga tahun ini, saya seringkali melakukan belanja online, seperti membeli baju untuk keperluan lebaran dan membeli buku-buku bagus (di kota saya kebetulan belum ada toko-toko buku besar seperti Gramedia) sehingga jika ingin membeli buku yang bermutu harus datang ke kota besar atau belanja online. Bahkan kedua kakak saya, seperti menjadi “kecanduan” melakukan belanja online karena melihat saya melakukan hal tersebut. Kedua kakak saya tersebut awalnya tidak begitu percaya kepada penjual yang berjualan online (karena takut tertipu), namun lama kelamaan, karena barang yang memang kakak saya butuhkan itu jauh tempat membelinya, maka akhirnya dia pun melakukan pemesanan secara online, mentransfer, dan menunggu barang itu (beberapa novel) datang keesekon harinya. Kakak saya menunggu dengan harap-harap cemas karena khawatir barang yang dibelinya tidak sampai, bahkan khawatir dibohongi. Dan akhirnya, datanglah novel-novel tersebut via biro jasa kirim cepat JNE , dan kakak saya pun bergembira karena novel yang diinginkannya sudah ada ditangannya. Bahkan suatu waktu, ketika kakak saya membeli dengan cara online tiga buah ensiklopedi zaman dulu dari seseorang yang dikenalnya lewat facebook, pengantaran ensiklopedi tersebut sampai dikawal oleh polisi, dan bahkan sampai dibuka oleh petugas pos nya, karena khawatir isi paket tersebut adalah “bom buku”.
Awalnya ketika melakukan belanja online pun saya sempat harap-harap cemas, khawatir saya dibohongi, sudah transfer uang tapi barang tidak dikirim. Namun dengan berpikiran positif kepada penjual online tersebut, akhirnya saya membeli baju yang saya inginkan beberapa pasang, setelah sebelumnya saya ukur ukuran badan saya untuk disesuaikan dengan ukuran baju pada gambar yang ada di website. Esoknya, ketika menunggu baju yang saya pesan diantarkan ke rumah, selain khawatir dibohongi, saya juga khawatir jika barang yang saya inginkan tidak sesuai dengan keinginan saya (seperti tampak di website bagus, tapi ketika sudah sampai terlihat jelek, atau khawatir ukuran baju yang saya pesan tidak pas dengan ukuran badan saya). Namun hal tersebut akhirnya sirna, karena ternyata baju yang saya pesan sesuai dengan keinginan saya, dan terlihat pas ketika dipakai. Oleh karena itu, laptop dan modem untuk koneksi internet pun sangat membantu bagi saya yang sangat malas untuk melakukan belanja dari toko ke toko seperti ke Pasar Baru Bandung, karena selain menyita waktu saya, juga membuang-buang energi dengan mencari-cari barang kesana-kemari. Belum lagi kerugian lain seperti khawatir dicopet ketika berdesak-desakkan ketika di pasar. Jadi, bagi saya belanja online merupakan pilihan yang tepat.


SUMBER: http://lifestyle.kompasiana.com/urban/2012/10/16/sensasi-menunggu-paket-bom-buku/

Kegiatan Unik dalam Mengurangi Sampah

Sejak pertengahan April 2012 ini, sudah empat kali saya ikut program yang diadakan oleh salah satu organisasi nirlaba KAIL (Komunitas Padang Ilalang) yaitu sebagai peserta maupun relawan acara KAIL. Dimulai dari kegiatan pelatihan Mahir Menulis I, kemudian kegiatan Zero Waste Life Style yang merupakan kegiatan organisasi YPBB dimana KAIL menjadi mitranya, lalu pelatihan Cara Berpikir Sistem, serta pelatihan Mahir Menulis II. Dari keempat kegiatan tersebut ada satu hal yang membuat saya tertarik mengapa saya sering mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh KAIL. Bukan isi materi yang membuatnya unik (karena diluar sana masih banyak organisasi yang membuat program yang sama seperti ini), tapi yang membuatnya unik adalah usaha para penggiat organisasi (panitia) ini dalam meminimalisir sampah yang dihasilkan oleh para peserta ketika acara pelatihan berlangsung. Padahal para peserta tersebut notabene berasal dari latar belakang yang berbeda, yang mungkin tidak semuanya paham mengenai isu-isu lingkungan yang terjadi.
Bagaimana cara mereka meminimalisir sampah? Menurut saya cara unik yang mereka lakukan adalah:
Pertama, ketika sesi kesatu berlangsung dan kemudian break, snack/camilan yang mereka sediakan biasanya mereka simpan dalam piring-piring rotan yang dialasi oleh daun pisang untuk menyimpan camilannya seperti risols, bala-bala, lemper, bola-bola ubi, dll. Mereka tidak menyediakan snack untuk peserta dalam suatu dus-dus kecil yang biasanya saya dapati ketika mengikuti acara di organisasi lain. Seperti kita tahu snack yang dikemas dalam kardus-kardus kecil tersebut biasanya terdiri dari beberapa jenis camilan yang selalu dibungkus dalam plastik-plastik transparan ditambah minuman gelas plastik. Dan mereka sama sekali tidak melakukan hal-hal tersebut. Adapun sampah bungkus lemper atau lontong yang terbuat dari daun pisang, biasanya mereka kumpulkan dalam suatu tempat sampah organik, untuk kemudian nantinya mereka kubur di tanah supaya terurai. Jadi, menurut saya mereka telah berusaha meminimalisir sampah dari kardus dan plastik-plastik kecil bungkus snack.
Kedua, untuk air minum peserta, biasanya para panitia menyediakan aqua galon dan gelas-gelas kaca yang ditempeli kertas nama. Tujuannya agar kertas yang menempel dikaca tersebut bisa ditulisi nama oleh para peserta yang minum dari gelas yang diambilnya, sehingga tidak terjadi “gelas yang tertukar” dengan gelas peserta lain. Untuk menulisi gelas tersebut panitia menyediakan spidol marker yang disimpan dipinggir gelas-gelas tersebut. Mereka tidak membeli air minum gelas kemasan plastik untuk para peserta. Cara mereka tersebut menurut saya selain meminimalisir sampah plastik yang berasal dari gelas kemasan, juga menghemat air karena panitia tidak perlu berkali-kali mencuci gelas-gelas kotor.
Ketiga, untuk makan berat peserta, panitia menyediakannya dalam bentuk prasmanan. Panitia tidak menyediakan makan berat dalam wadah sterefoam yang biasanya saya dapati bila saya mengikuti suatu acara seperti di organisasi-organisasi lain. Dengan begitu, sampah sterefoam yang bisa hancur dalam waktu sekitar 100 tahun bisa diminimalisir, bahkan dalam kegiatan ini mereka menerapkan Zero Waste Life Style.
Keempat, makanan yang disediakan untuk peserta dan panitia, tak pernah berlebihan, namun senantiasa cukup, sehingga tidak ada makanan sisa yang berlebihan dan menjadi mubazir.
Terakhir, bila masih ada sampah plastik seperti botol minuman plastik yang dibawa oleh peserta, KAIL memfasilitasi nya juga dengan menyediakan tempat sampah plastik (non-organik). Dan ketika acara usai, sampah botol plastik tersebut panitia bawa untuk dikumpulkan bersama sampah botol plastik lainnya untuk diberikan kepada para pemulung yang membutuhkannya,
Jadi, menurut saya tindakan-tindakan tersebutlah yang membuat unik organisasi KAIL dalam mendukung pengurangan produksi sampah di kota Bandung. Dan saya berharap agar organisasi-organisasi lainnya bisa mengikuti jejak tersebut dengan mengurangi penggunaan air minum kemasan plastik, sterefoam, sendok plastik, piring plastik sekali pakai, dsb dalam berbagai acara yang dilaksanakan, yang nantinya bisa berujung sampah yang susah untuk di daur ulang. Salam Hijau :)


SUMBER: http://green.kompasiana.com/penghijauan/2012/10/22/kegiatan-unik-dalam-mengurangi-sampah/

Minggu, 21 Oktober 2012

YANG MUDA YANG KREATIF


Dalam tulisan ini saya akan membahas peran pemuda dalam berwirausaha dengan caranya yang kreatif. Pemuda dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) berarti orang yg masih muda; orang muda: — harapan bangsa atau orang muda laki-laki; remaja yang akan menjadi pemimpin bangsa. Sedangkan kreatif berarti berfikir out of the box, berfikir berbeda dari orang lain.
Sejak tahun 2000-an, dunia maya alias dunia internet telah menjadi pusat perhatian bagi setiap orang, khususnya para anak muda, karena biasanya para anak muda selalu penasaran dengan hal-hal yang sifatnya baru. Para pemuda ini membuat akun-akun di sosial media yang disediakan oleh layanan internet seperti facebook, twitter, ataupun blog. Sepertinya para anak muda ini tak pernah kehabisan akan ide-ide kreatif yang dimilikinya, termasuk ide kreatif dalam berwirausaha.
Bagi para anak muda yang menyukai dunia wirausaha, keberadaan sosial media di internet ini bisa menjadi ajang promosi bagi usaha yang sedang atau akan mereka rintis. Seperti halnya keripik pedas maicih yang dikelola oleh seorang wirausahawan muda asal Bandung, dia dan tim-nya mempromosikan keripik pedas yang merupakan produk usahanya melalui akun twitter @infomaicih. Dalam akun twitter tersebut, tim maicih mentwit dimana mereka sedang berjualan, misalnya twit yang mereka posting “hari ini sedang gentayangan di jalan dago, depan SMA 1 Bandung”.  Terbukti dengan cara ini tim maicih berhasil menarik perhatian para pembeli supaya para pembeli mencari mereka ke tempat yang diposting melalui Time Line twitter. Oleh karena itu, sebelum membeli hendaklah pembeli memantau terlebih dahulu Time Line @infomaicih supaya bisa mengetahu posisi mereka berjualan.
Lain lagi dengan yang dilakukan oleh anak muda yang bernama Rizki Pratama. Dia merupakan seorang mahasiswa angkatan 2010 yang berhasil menjadi pengusaha kuliner dengan merek dagangnya “Kurisol”. Dia berhasil menjadi pengusaha setelah terinpirasi dari mengerjakan tugas kuliah wirausaha di kampusnya di Bandung. Kurisol terinspirasi dari risol biasa yang kemudian Rizki inovasikan isian risolnya dengan bermacam-macam rasa, seperti rasa original (berisi daging ayam), rasa spicy (daging ayam yang ditambah bumbu pedas), rasa keju, rasa daging sapi, dan berbagai varian rasa lainnya. Untuk mempromosikan produknya tersebut, selain dari sering mengikuti bazar, Rizki juga sering mempromosikan produknya lewat twitter.
Ada lagi teman saya yang membuat aksesoris produk seperti bros, gantungan kunci, bantal, dan boneka yang dibuat dari bahan flanel. Awalnya dia belajar membuat aksesoris tersebut dari internet dan buku cara membuat aksesoris dari bahan flanel. Dari ketekunannya mempelajari proses pembuatan aksesoris tersebut, akhirnya dia berhasil membuat berbagai aksesoris yang disukai oleh para remaja dan anak-anak. Selain memasarkannya secara offline, dia juga memasarkan produknya secara online, sehingga orang lain yang yang memilki keterbatasan jarak, bisa memesannya secara online dan dikirim via pos.
Melihat fenomena diatas, membuat saya berpikir bahwa untuk menjadi kaya disaat muda dapat dilakukan dengan suatu usaha yang namanya berwirausaha, bukan berwirausaha seperti orang kebanyakan, tapi berwirausahalah dengan konsep out of the box, serius dan fokus. Dengan cara seperti itu, membuat para pembeli merasa penasaran dan ingin mencoba apa yang sedang kita pasarkan. So, jadilah anak muda yang kreatif. Dan biar lebih expert, ya kuliah di Prasetiya Mulya Business School doong.



Hadiah Ulang Tahun dari Anakku

Alhamdulillah syukur tak terhingga atas nikmat-nikmat Alloh yang diberikan hingga detik ini. Alhamdulillah Alloh amanahkan kepada kami anak ...