Kamis, 31 Januari 2013

RECOVERY SEBAGAI BENTUK INOVASI TEKNOLOGI LINGKUNGAN PADA SEKTOR AIR


Pendahuluan
Apa yang saudara pikirkan jika 10 tahun, 50 tahun, atau 100 tahun lagi, air yang menjadi salah satu sumber kehidupan manusia menjadi sumber daya yang langka, bahkan dibeberapa tempat mengalami kekeringan? Jika pun ada, mungkin sudah terkontaminasi dan menjadi sumber konflik karena antar manusia saling berebut untuk mendapatkannya. Tak peduli air tersebut bersih atau tidak. Kejadian imajiner seperti ini, mengingatkan kepada artikel yang pernah dimuat disebuah majalah Cronicas de Los Tiempos pada bulan April, 2002. Surat ini berisi tentang Surat dari Masa Depan, yang seolah-olah ditulis pada tahun 2070. Isi surat tersebut menceritakan tentang keadaan bumi di tahun 2070 yang amat sangat mengkhawatirkan. Diceritakan dalam surat tersebut air sangat langka sehingga menimbulkan dehidrasi; orang buang hajat langsung ke septic tank; usia harapan hidup seseorang pun tidak lebih dari 35 tahun; oksigen terkontaminasi karena kurangnya pepohonan dan vegetasi; masyarakat harus membayar atas udara yang dihirupnya, kalau tidak dia akan dikeluarkan dari zona berventilasi; bahkan zona hijau yang masih terdapat cukup air dan pepohonan dijaga sangat ketat oleh para tentara. Secara garis besar dari surat itu dapat disimpulkan bahwa air dan udara yang bersih sangatlah berharga melebihi emas atau berlian sekalipun. Hal tersebut diakibatkan oleh ulah nenek moyang mereka yang tidak memelihara lingkungannya secara berkelanjutan di zaman dulu. Nenek moyang mereka melakukan eksploitasi besar-besaran akan Sumber Daya Alam yang ada di bumi tanpa memikirkan akibat yang akan terjadi dalam jangka waktu panjang. Mereka menggunakan sumber energi bahan bakar yang berpotensi bisa merusak lingkungan secara signifikan, dan baru terasa di masa yang akan datang. Mereka tidak peduli akan himbauan segelintir orang untuk menjaga alam secara berkelanjutan. Mereka hanya memikirkan nilai ekonomi saja tanpa memikirkan kelangsungan lingkungan (ekologi) dan kehidupan sosial di masa yang akan datang. Dan siapakah nenek moyang tersebut? Tak lain adalah KITA yang hidup di zaman ini. Maukah anak, cucu, dan cicit teman-teman semua merasakan hal seperti kejadian imajiner yang diceritakan di tahun 2070 tersebut?
Air merupakan salah satu kebutuhan utama bagi semua makhluk hidup. Agar dapat digunakan untuk konsumsi sehari-hari, kualitas air harus memenuhi standar baku mutu lingkungan. Kualitas air bersih dapat ditinjau dari segi fisik, kimia, mikrobiologi dan radioaktif. Namun kualitas air yang baik ini tidak selamanya tersedia di alam sehingga diperlukan upaya perbaikan, baik itu secara sederhana maupun modern. Jika air yang digunakan belum memenuhi standar kualitas air bersih dapat menimbulkan masalah lain yang dapat menimbulkan kerugian bagi penggunanya.
Akhir-akhir ini sering timbul masalah yang sangat krusial yaitu masyarakat sulit untuk mendapatkan air bersih. Banyak sumber air yang biasa dipakai tidak dapat dimanfaatkan lagi. Penyebab sulitnya mendapat air bersih adalah adanya pencemaran air yang disebabkan oleh limbah rumah tangga, limbah pertanian, dan limbah industri. Contoh dalam bidang industri adalah Penggunaan logam berat dan senyawa organik secara intensif di dalam industri yang telah menimbulkan kontaminasi di tanah dan air.  
Di samping itu, adanya pembangunan dan penjarahan hutan menjadi penyebab berkurangnya kualitas mata air dari pegunungan karena banyak bercampur dengan lumpur yang terkikis terbawa aliran sungai. Pencemaran air dapat menjadi masalah yang besar apabila tidak ditangani secara serius, namun sebaliknya bila limbah ini dikelola dengan baik dapat memberikan nilai tambah. Salah satu upaya untuk mengurangi limbah adalah mengintegrasikan usaha tersebut dengan beberapa usaha lainnya,
Ada beragam cara untuk memecahkan masalah tersebut, salah satunya dengan aplikasi teknologi yang tepat guna untuk menghasilkan air dengan kuaitas baik, menguntungkan dan mudah digunakan. Untuk mengatasi pencemaran lingkungan, terutama pencemaran air, telah  dikembangkan dan diterapkan digunakan inovasi teknologi pemulihan air limbah dengan metode-metode berbasis fisika dan kimia. Tindakan pemulihan air limbah (recovery) perlu dilakukan agar air yang tercemar dapat digunakan kembali untuk berbagai kegiatan secara aman.  Makalah ini  mencoba memberikan uraian mengenai inovasi teknologi lingkungan pada sektor air dalam pengendalian dan pemulihan pencemaran dengan menitikberatkan perhatian upaya recovery (pemulihan air yang tercemar).

Cakupan Inovasi Teknologi Lingkungan pada Sektor Air
Di Indonesia masalah pemcemaran air harus terus dihadapi seiring dengan kemajuan industri, sehingga usaha recovery dan pencegahan dari pencemaran air semakin penting untuk diperhatikan. Hal tersebut semakin mendorong berkembangnya inovasi teknologi lingkungan pada sektor  air  oleh para peneliti. Dengan teknologi Recovery terhadap air limbah, diharapkan dapat memberikan sumbangan yang nyata dan praktis bagi usaha mempertahankan kualitas lingkungan di Indonesia.
Recovery merupakan salah satu bentuk inovasi teknologi lingkungan yang ramah lingkungan dengan melakukan proses pemulihan air dari zat-zat pencemar. Tujuannya  adalah agar air yang telah tercemar dapat dipergunakan kembali untuk kebutuhan mahluk hidup sesuai dengan prinsip 3R (Reuse, Reduce dan Recycle).
Cakupan teknologi pemulihan air limbah meliputi :
Ø  Pemulihan air limbah secara intensif melalui berbagai metode Recovery. Pengertian air limbah menurut Permen LH No.03 Tahun 2010 bahwa Air limbah adalah sisa dari suatu hasil usaha dan/atau kegiatan yang berwujud cair. 
Ø  Mempersiapkan air limbah yang sudah dipulihkan untuk pemanfaatan selanjutnya oleh masyarakat luas, misalnya untuk minum, masak, mandi, mencuci, penggunaan kembali pada industri dan lain-lain.

Contoh Inovasi Teknologi Lingkungan pada Sektor Air dan Manfaatnya
Untuk mendapatkan air dengan standar baku mutu lingkungan, dapat dilakukan berbagai proses recovery dalam kaitannya dengan inovasi teknologi sektor air. Berikut ini merupakan bentuk-bentuk dari proses pemulihan air limbah yang dapat dikembangkan secara dan dilakukan oleh masyarakat luas, yaitu :
1.      Pemisahan Aliran Limbah / Waste Stream Segregation
2.      Penguapan / Evaporation
3.      Pertukaran Ion, Kation dan Anion / Ion, Cation & Anion Exchange   
4.      Reverse Osmosis / RO
5.      Elektrodialisis
6.      Pemulihan Elektrolit / Electrolytic Recovery

1.      PEMISAHAN ALIRAN LIMBAH / WASTE STREAM SEGREGATION
Air limbah industri adalah air yang berasal dari rangkaian proses produksi suatu industri dengan demikian maka air limbah tersebut dapat mengandung komponen yang berasal dari proses produksi tersebut dan apabila dibuang ke lingkungan tanpa pengelolaan yang benar tentunya akan dapat mengganggu badan air penerima. Dampak pencemaran air limbah industri terhadap mutu badan air penerima bervariasi tergantung kepada sifat dan jenis limbah volume dan frekuensi air limbah yang dibuang oleh masing-masing industri. Berdasarkan konsentrasi bermacam komponen, air limbah dapat diklasifikasikan menjadi air limbah konsentrasi tinggi (strong), medium dan rendah (weak).
Cara pengolahan air limbah industri yang sesuai agar tidak mencemari lingkungannya dipilih berdasarkan karakteristiknya. Karakteristik air limbah industri tersebut adalah karakteristik fisika, karakteristik kimia dan karakteristik biologi (Metcalf & Eddy, 2002 dalam Moertinah 2010). Air limbah industri dapat menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan apabila tidak dikelola secara tepat. Salah satu jenis air limbah industri yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan adalah air limbah dengan kandungan organik tinggi. Karakteristik air limbah organik tinggi ditunjukan dengan tingginya parameter BOD dan COD dalam air limbah. Contoh industri dengan air limbah organik tinggi adalah industri tapioka, tahu, gula, kecap, sitrat, asam glutamat, tekstil, bir, alkohol dan lain-lain.
Pemisahan aliran limbah sangat penting untuk sebagian besar proses daur ulang dan sumber daya dari teknologi recovery / pemulihan. Untuk menggunakan kembali bahan limbah dari proses lain, memulihkan bahan kimia yang berharga dari aliran limbah atau daur ulang air bilasan, aliran limbah harus dipisahkan dari limbah lainnya yang dapat mengganggu proses penggunaan kembali atau daur ulang. Setelah cairan limbah telah diisolasi secara layak, ada berbagai metode yang dapat digunakan untuk menghilangkan logam atau proses yang mengandung bahan kimia.
Tujuan utama pengolahan limbah adalah mereduksi volume dan mengkondisikan limbah, agar dalam penanganan selanjutnya pekerja radiasi, anggota masyarakat, dan lingkungan hidup aman dari paparan radiasi dan kontaminasi (Lubis 2010). Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Limbah suatu industri bila kurang sempurna pengolahannya dan langsung dibuang ke lingkungan sekitar akan mengakibatkan pencemaran di daerah sekitarnya (Giyatmi et al. 2008). Menurut Sugikawa et al. (2000), limbah padat maupun cair organik terkontaminasi alfa perlu dikelola sampai mencapai batas aman untuk dibuang ke lingkungan atau didaur ulang.
Teknik-teknik pengolahan air buangan yang telah dikembangkan secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan, yaitu pengolahan secara fisika, pengolahan secara kimia, dan pengolahan secara biologi. Untuk suatu jenis air buangan tertentu, ketiga metode pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara sendiri-sendiri atau secara gabungan (Sugiharto : 1987).
Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan, diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang mudah mengendap atau bahan-bahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu. Penyaringan merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan. Parameter desain yang utama untuk proses pengendapan ini adalah kecepatan mengendap partikel dan waktu detensi hidrolisis di dalam bak pengendap. Pemisahan cair-padatan dapat dilakukan dengan cara penapisan, pengendapan, penyaringan, pengapungan, filter membran, dan filtrasi lambat. Menurut Lubis (2010), untuk limbah radioaktif strategi pembuangan umumnya dibagi kedalam 2 konsep pendekatan, yaitu “encerkan dan sebarkan” (EDS)  atau “pekatkan dan tahan” (PDT).

2.      PENGUAPAN / EVAPORATION
Pemanasan atau penguapan alami yang digunakan untuk menguapkan air dari air limbah yang mengandung bahan kimia encer. Setelah dicapai konsentrasi yang cukup dari bahan kimia, solusinya adalah dapat digunakan kembali (reused).
 Pada dasarnya ada dua jenis evaporator:
a. yang beroperasi pada tekanan atmosfer
b. yang beroperasi pada kondisi vakum.

Evaporator atmosferik adalah unit yang paling umum digunakan, lebih murah daripada membeli evaporator vakum. Evaporator vakum juga digunakan untuk memulihkan bahan kimia yang datar. Itu adalah sistem tertutup yang menggunakan uap panas untuk menguapkan air pada ruang hampa.  Uap air dikondensasikan untuk digunakan kembali sebagai air bilasan. Evaporator ini beroperasi dengan membuang air bilasan dari tangki bilas pertama dan direbus pada tekanan yang berkurang. Peningkatan jumlah penguapan adalah contoh dari evaporator vakum.
Tipe sistem recovery yang melakukan proses penguapan terdiri dari evaporator, pompa penyumpal dan penukar panas. Solusi atau air limbah yang mengandung bahan kimia disirkulasikan melalui evaporator. Air yang menguap dan konsentrat bahan kimia, digunakan kembali. Dalam sistem evaporator terbuka, air yang menguap dan campuran dengan udara dan dilepaskan ke atmosfer. Dalam evaporator tertutup, air terkondensasi dari udara dapat digunakan kembali, yang selanjutnya akan meningkatkan penyimpanan uap. Penggunaan air kembali lebih disukai bila memungkinkan.

3.      PERTUKARAN ION, KATION DAN ANION / ION, CATION & ANION EXCHANGE   
Pertukaran ion diartikan sebagai pertukaran ion-ion yang bermuatan samaantara larutan dengan suatu bahan yang padat serta tak dapat larut. Penukar ion dapatberupa suatu zat dan penukar itu sendiri adalah zat padat tertentu yang dapat membebaskan ionnya ke dalam larutan ataupun menggantikan ion lain dari ionlarutan. Resin adalah senyawa hidrokarbon terpolimerisasi sampai tingkat yang tinggi yang mengandung ikatan-ikatan hubung silang (cross-linking) serta gugusan yang mengandung ion-ion yang dapat dipertukarkan.
Penggunaannya dalam analisis kimia misalnya untuk menghilangkan ion-ion pengganggu, memperbesar konsentrasi jumlah ion-ion renik, proses deionisasi air atau demineralisasi air, memisahkan ion-ion logam dalam campuran dengan kromatografi penukar ion. Berdasarkan gugus fungsionalnya, resin penukar ion terbagi menjadi dua yaitu resin penukar kation danresin penukar anion. Resin penukar kation mengandung kation yang dapat dipertukarkan, sedang resin penukar anion mengandung anion yang dapat yang dapat dipertukarkan. Secara umum rumus struktur resin penukar ion yang dapat merupakan resin penukar kation dan resin penukar anion.
Pertukaran ion sebagai teknologi untuk pemulihan bahan seperti logam dikenal dan telah digunakan pada industri selama bertahun-tahun. Garam logam yang dihasilkan dari proses industry dapat dikembalikan ke dalam pencucian untuk digunakan kembali. Pertukaran ion dapat digunakan di sebagian besar pelapisan pencucian. Pertukaran unit pada ukuran Ion (volume resin) ditentukan oleh jumlah logam yang dapat dihilangkan dari larutan pemulihan. Penukar ion ini didasarkan pada bahan sintetis dan penggunaannya terbatas pada pemulihan ion-ionkecil meskipun banyak upaya telah dilakukan untuk pemulihan makromolekul (Widyasari : 2011).

4.      REVERSE OSMOSIS (RO)
Reverse osmosis memiliki tingkat filtrasi terbaik dalam teknik pengolahan limbah. Membran Revese Osmosis bertindak sebagai pengahalang terhadap garam serta molekul-molekul organik dengan berat molekul lebih dari atau sama dengan 100. Molekul air dapat lolos dari membran dan membuat aliran air murni. Penolakan terhadap garam terlarut biasanya 95% -99 %.
Aplikasi Reverse Osmosis sangat banyak dan beragam, mencakup Desalinasi air laut atau air payau, untuk air minum, pemulihan air limbah ,pengolahan makanan dan minuman, pemisahan biomedis , pemurnian air minum rumah tangga dan untuk proses industri.
Reverse Osmosis juga sering digunakan dalam produksi air ultra murni untuk digunakan dalam industri semikonduktor, industri tenaga (air feed boiler), dan medis / aplikasi laboratorium. Penggunaan Reverse osmosis sebelum pertukaran ion secara dramatis mengurangi biaya operasi dan frekuensi regenerasi. Tekanan untuk Reverse Osmosis biasanya berkisar lebih dari 75 psig (5 bar) untuk air payau, dan lebih dari 1.200 psig (84 bar) untuk air laut.
Sulhana (2012) menjelaskan Fenomena osmosis yang terjadi ketika air murni mengalir dari larutan garam encer melalui sebuah membran ke larutan garam pekat. Fenomena osmosis diilustrasikan dalam Gambar 7. Sebuah membran semipermeabel ditempatkan di antara dua kompartemen. “Semi-permeabel” berarti bahwa membran dapat ditembus oleh beberapa zat, tapi tidak bisa ditembus oleh zat yang lain. diasumsikan bahwa membran dapat ditembus oleh air, tetapi tidak untuk garam. Lalu, larutan garam dimasukkan dalam satu kompartemen dan air murni dalam kompartemen lain. Membran akan melewatkan air untuk merembes ke kedua sisi kompartemen. Tetapi garam tidak dapat melewati membran.

5.      ELEKTRODIALISIS
Elektrodialisis adalah proses elektrokimia dimana partikel bermuatan listrik, ion, yang diangkut dari larutan baku (retentate, diluate) menjadi solusi yang lebih terkonsentrasi (permeat, berkonsentrasi) melalui membran selektif ion dengan menerapkan medan listrik. Ketika larutan garam berada di bawah pengaruh medan listrik, pergerakan pembawa muatan ke dalam larutan terjadi seperti halnya dalam modul elektrodialisis. Ini berarti bahwa anion bermuatan negatif bermigrasi ke arah anoda dan kation bermuatan positif terhadap katoda (Fumatech : 2012).
Untuk garam yang terpisah dari larutan, membran pada ion-selektif, di mana hanya satu jenis ion dapat menyerap dalam keadaan yang ideal, cairan disusun tegak lurus dengan. Jadi, partikel bermuatan negatif (anion) dapat melewati membran penukar anion dalam perjalanan mereka ke anoda tetapi selektif ditahan oleh membran tukar kation hulu. Pemisahan pada tahap ini menghasilkan konsentrasi elektrolit dalam loop konsentrat yang dan menipisnya biaya operator pada loop diluate. Sebagai contoh, elektrodialisis diterapkan pada skala industri untuk produksi garam meja dari air laut, untuk produksi air minum dari air payau, untuk pengobatan boiler-feed air dan desalinasi whey.

6.      PEMULIHAN ELEKTROLIT / ELECTROLYTIC RECOVERY
Elektrolisis adalah peristiwa penguraian zat elektrolit oleh arus listrik searah. Elektroda positif (+) yang disebut juga anoda, sedangkan elektroda negative (-) disebut katoda. Dalam pemulihan elektrolit, ion logam dengan lapisan luar dari cairan elektrokimia direduksi di katoda. Pada dasarnya ada dua jenis katoda yang digunakan untuk tujuan ini adalah katoda logam konvensional (elektro yang unggul) dan katoda dengan area permukaan yang tinggi (HSAC).  Katoda HSAC dapat efektif logam di lapisan luar, seperti emas, seng, kadmium, tembaga, nikel, dll
Beberapa kegunaan sel elektrolisis adalah :
1. Penyepuhan, adalah proses pelapisan suatu logam dengan logam lain. Logam yang akan dilapisi digunakan sebagai katoda, sedangkan logam pelapis sebagai anoda.
2. Pembuatan beberapa senyawa.
Sebagai syarat berlangsungnya elektrolisis, ion harus dapat bermigrasi ke elektroda. Salah satu cara yang paling jelas agar ion mempunyai mobilitas adalah dengan menggunakan larutan dalam air (Takeuchi : 2008). Namun, dalam kasus elektrolisis alumina, larutan dalam air jelas tidak tepat sebab air lebih mudah direduksi daripada ion aluminum sebagaimana ditunjukkan di bawah ini :



Al3+ + 3e-–> Al potensial elektroda normal = -1,662 V (10.38)
2H2O +2e-–> H2 + 2OH- potensial elektroda normal = -0,828 V (10.39)

 



Metoda lain adalah dengan menggunakan lelehan garam. Masalahnya Al2O3 meleleh pada suhu sangat tinggi 2050 °C, dan elektrolisis pada suhu setinggi ini jelas tidak realistik. Namun, titik leleh campuran Al2O3 dan Na3AlF6 adalah sekitar 1000 °C, dan suhu ini mudah dicapai. Prosedur detailnya adalah: bijih aluminum, bauksit mengandung berbagai oksida logam sebagai pengotor. Bijih ini diolah dengan alkali, dan hanya oksida aluminum yang amfoter yang larut. Bahan yang tak larut disaring, dan karbon dioksida dialirkan ke filtratnya untuk menghasilkan hidrolisis garamnya. Alumina akan diendapkan.
Alumina yang didapatkan dicampur dengan Na3AlF6 dan kemudian garam lelehnya dielektrolisis. Reaksi dalam sel elektrolisi rumit. Kemungkinan besar awalnya alumina bereaksi dengan Na3AlF6 dan kemudian reaksi elektrolisis berlangsung. Kemurnian aluminum yang didapatkan dengan prosedur ini kira-kira 99,55 %. Aluminum digunakan dalam kemurnian ini atau sebagai paduan dengan logam lain. Sifat aluminum sangat baik dan, selain itu, harganya juga tidak terlalu mahal.

SIMPULAN

Inovasi Teknologi Lingkungan pada sektor pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara  kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah baik domestik maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Limbah suatu industri bila kurang sempurna pengolahannya dan langsung dibuang ke lingkungan sekitar akan mengakibatkan pencemaran di daerah sekitarnya. Limbah padat maupun cair organik terkontaminasi perlu dikelola sampai mencapai batas aman untuk dibuang ke lingkungan atau didaur ulang.
Recovery merupakan salah satu bentuk inovasi teknologi lingkungan yang ramah lingkungan dengan melakukan proses pemulihan air dari zat-zat pencemar. Tujuannya  adalah agar air yang telah tercemar dapat dipergunakan kembali untuk kebutuhan mahluk hidup sesuai dengan prinsip 3R (Reuse, Reduce dan Recycle). Dengan teknologi Recovery terhadap air limbah, diharapkan dapat memberikan sumbangan yang nyata dan praktis bagi usaha mempertahankan kualitas lingkungan di Indonesia.
Jadi, dengan recovery diharapkan kualitas air di masa kini dan masa yang akan datang masih bisa terjaga kebersihan dan kesehatannya, sehingga surat dari masa depan tahun 2070 yang menyebutkan bahwa sumber daya air di dunia ini sudah kering, mengalami kelangkaan, dan tercemar mudah-mudahan tidak terjadi.



REFERENSI

Kurnanani, TB. Benito. 2012. Diktat Kuliah Inovasi Teknologi Lingkungan : Recovery Limbah. Program Studi Magister Ilmu Lingkungan. Universitas Padjadjaran.

Moertinah, Sri. 2010. Kajian Proses Anaerobik sebagai Alternatif Teknologi Pengolahan Air Limbah Industri Organik Tinggi. Jurnal Riset Teknologi Pencegahan dan Pencemaran Industri vo.1 No.2 November 2010. Semarang : Balai Besar Pencegahan dan Pencemaran Industri.

Niah, Nur. 2011. Pemulihan Limah Cair Detergen Dengan Menggunakan Biofilter. Skripsi Jurusan Kimia, Fakultas MIPA, Institut Sepuluh November Surabaya.

Peraturan Menteri lingkungan Hidup No.03 Tahun 2010 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Kawasan Industri. Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia.

Sugiharto. 1987. Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah. UI Press. Jakarta

Sulhana, Wahyu. 2012. Incinerator, Reverse Osmosis, Sewage Treatment Plant, Air. Bandung : Publikasi Teknologi Hasakona 


Sunardi.. 2012. Diktat Kuliah Inovasi Teknologi Lingkungan : Waste Water Treatment. Program Studi Magister Ilmu Lingkungan. Universitas Padjadjaran.

Takeuchi, Yoshito. 2008. Elektrolisis. Situs Kimia Indonesia. www.chem-is-try.org.

Widyasari, Trismita dkk. 2011. Resume Mikrobiologi Industri “Ion Exchange Recovery Of Protein” (Pertukaran Ion Pemulihan Protein). Yogyakarta : Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada.



Oleh: 
RADEN AYU MUTIARA
Dan      
SRI RATNA WULAN





Hadiah Ulang Tahun dari Anakku

Alhamdulillah syukur tak terhingga atas nikmat-nikmat Alloh yang diberikan hingga detik ini. Alhamdulillah Alloh amanahkan kepada kami anak ...