Senin, 20 Juli 2020

HARI PERTAMA ANAKKU SEKOLAH

Hari ini, tanggal 21 Juli 2020 Davan mulai masuk sekolah di TK *** (ga kerasa my baby boy udah TK lagi aja huhuhu.....) hari pertama tatap muka langsung. Sebagai informasi, dari sekitar bulan Maret sampai saat tulisan ini dibuat, pandemi Covid-19 masih belum berakhir. Karena pandemi lah, dari yang seharusnya Davan mulai masuk sekolah tanggal 13 Juli diundur menjadi 20 Juli (online) dan 21 Juli (tatap muka). Seperti biasa sebelum menuju ke suatu tempat yang akan dikunjungi, Davan dibriefing untuk belajar agar mau ditinggal sama guru atau pendamping.

Sekadar flashback sedikit. Jadi Davan ini agak sulit kalau harus ditinggal oleh ortunya. Ya gimana ga nempel terus, sehari-hari dia terus bersama kami. Jadi Davan ini mulai ikut kegiatan PAS ITB dari sejak semester 69, 70, 71 dan terakhir ikut di semester 72. Tapi sayangnya harus berhenti di tengah jalan karena pandemi. Sejak di semester 69 PAS ITB itu Davan kok susah banget ditinggal oleh ortunya untuk bersama kakak-kakak pendamping, --biasa disebut Kakak PAS-- . Jadi kalaupun mau ditinggal, kayaknya hatinya ga tenang gitu. Bola matanya selalu bergerak liar mencari di manakah Abi dan Ibunya berada.

Okee balik lagi ke Hari Pertama masuk Sekolah TK ***. Persiapan buat sekolah dari sejak kemarin malam sudah matang banget. Tas beserta isinya sudah siap. Baju bermerk *** sudah siap untuk dipakai. Dan yang paling penting pembawaan Davan tenang banget menghadapi Hari Pertama ini. Katanya besok di sekolah mau sama Bu Nur, dengan mimik muka tersenyum khas “si smiling face” Davan. Termasuk sudah diajarkan cara untuk pipis tanpa full buka celana, dan semuanya terlihat mulus.

Tibalah hari H itu. Pas bangun tidur sekitar jam 5:30 katanya masih ngantuk. Tapi sarapan paginya cukup bagus. Optimisme untuk mau ditinggal bersama guru-gurunya masih terpancar di benak kami. Berangkatlah kami (Davan, sepupu Davan (Tsani), Abi dan Ibu) ke TK *** menggunakan sepeda motor. Setelah salam, Abinya pulang lagi meninggalkan mereka bertiga.

Awalnya aku bisa meninggalkan Davan dan Tsani bersama guru-gurunya. Tapi baru aja beberapa menit keluar, suara nada dering Whatsapp berbunyi. Ternyata dari gurunya. Hmmm.... ada gelagat kurang enak nih. Dugaanku Davan nangis minta ditemani ibunya. 

Ternyata.....

Hmmmm benar saja. Davan nangis minta ditemani ibunya. Kuhampiri Davan yang sedang menunggu ibunya di luar kelas sambil menangis. Tentu saja begitu lihat ibunya Davan langsung meluk ga mau lepas. Aku pun memeluknya sambil bertanya "Davan kenapa nangis?". "Ibunya ikut ke dalem (kelas)". Jawab Davan sambil terisak-isak. Akupun mengantarnya kembali sampai ke tempat duduknya. Pas mau kembali lagi, eh Davan malah meluk lagi sambil nangis terisak. Untung bu Guru nya baik, aku boleh menunggu Davan dalam kelas. 

Tak enak kelamaan di dalam kelas, akupun permisi untuk keluar ruangan kelas. Alhamdulillah Davan pun tidak menangis dan tidak menyusul lagi sampai jam pulang sekolah. 

Akhirnya kita pun pulang bersama tanpa drama.

Mudah-mudahan sholeh mandiri sampai selanjutnya ya anakku Davan. Ibu dan Abi selalu mendukung perubahan positif Davan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hadiah Ulang Tahun dari Anakku

Alhamdulillah syukur tak terhingga atas nikmat-nikmat Alloh yang diberikan hingga detik ini. Alhamdulillah Alloh amanahkan kepada kami anak ...