Senin, 10 September 2012

MALAM MINGGU



Malam minggu kemarin (8/9/2012) ada seseorang yang menelepon ke rumah. Hmm ternyata dia adalah saudara saya yang mengabarkan kalau baru saja pukul setengah sembilan malam, kakek saya di Banjar meninggal dunia diusianya yang ke 90 tahun. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Setelah minggu kemarin saya kehilangan guru saya, minggu sekarang pun saya harus kehilangan kakek saya. Sebenarnya panggilan saya ke kakek bukan lah kakek, aki, engki atau sejenisnya, panggilan saya ke kakek saya dari pihak ibu malah memanggilnya ‘bapak tonggoh’. Entah apa sebabnya kami cucu-cucu nya memanggil beliau seperti itu, sepertinya sih karena dulu bapak dan emak tonggoh tinggal di tempat yang agak tinggi dari rumah-rumah tetangganya, yang kalau orang sunda bilang dataran tinggi atau tempat yang lebih tinggi itu disebut dengan ‘tonggoh’, maka jadilah nama kakek dan nenek saya menjadi bapak dan emak tonggoh.
Ketika ditelepon, ibu saya ekspresinya datar, belum menangis, dan masih biasa-biasa saja, mungkin masih baal kalau orang sunda bilang, atau masih merasa mimpi mungkin. Bapak saya pun segera menghampiri kemudian bertanya ada apa dan kemudian menangislah ibu saya, tidak lama sih. Kemudian malam itu juga bapak saya, ibu, kakak saya yg laki-laki, emang saya, saudara sepupu saya, saudara yg juga tetangga saya, segera meluncur ke Ciamis kemudian ke Banjar dengan menumpang mobil emang saya. Sebelum ibu berangkat ke Ciamis-Banjar, tiba-tiba rumah saya diserbu oleh rombongan ibu-ibu tetangga yang hendak berbela sungkawa atas kematian kakek saya itu. Waduh, saya pun tidak tahu dari mana ibu-ibu tetangga itu tahu kalau kakek saya meninggal, ibu saya tadi hanya bilang ke tukang yang sedang bekerja merenovasi rumah bahwa ibu mau melayat dulu karena bapak tonggoh meninggal. Dan titik, ibu saya tidak bilang ke siapa-siapa lagi. Namun, berita seperti susah di bendung, cepat menyebar. Alhamdulillah kalau tetangga-tetangga saya disini baik-baik sekali, kalau kita ada hajatan pasti selalu pada saling membantu, entah membantu masak, menyiapkan acara atau apapun.
Nah, karena keluarga saya sedang ke Ciamis-Banjar, maka otomatis saya di rumah sendirian. Hmm biasa aja sih sebenernya mah. Tapi karena takut sedikit, saya pun tidur di tengah rumah aja sambil nonton tv. Saya klik RCTI, tapi pengen juga liat Trans TV yang biasanya film Box Office nya ram-rame. Dan setelah di klik Trans TV, tetttooowwwww itu tv lagi nyetel film horror, hadeuhhh makin merinding aja ini teh. Akhirnya dipindahin ke saluran tv yang aman dari horror, Metro TV. Walhasil saya pun tertidurlah di ruang tengah tersebut. Nah, ternyata malam itu sayaber mimpi, mimpi kalo besoknya saya mau nikah hahahahaha (amin ya Alloh). Nah tapiiiii yang bikin gereget, di mimpi itu saya ga bisa liat calon laki-lakinya, cuma dari belakang doang, ampun deeehhh, masa di dunia nyata belum diliatin, di dunia mimpi pun belum diliatin juga ya Alloh :D. Nah kemudian saya pun terbangun pukul 3 dini hari, nah pas bangun di lantai ruang tengah tempat saya tidur tersebut, ada bekas darah memanjang sampai kamar saya. Deg, saya pun kaget, apa ya ini, saya telusuri darah itu sampai kamar saya, dan berhenti dekat lemari pakaian, tapi gak ada apa-apa juga. Hmm sepertinya ini darah tikus deh, tapi bekas tikusnya ga ada dimanapun, saya sih gak banyak tanya lagi, langsung ke kamar mandi, dan kemudian mengepel satu rumah sampai bersih. Sudah dulu ah ceritanya, mau ngampus dulu ya pemirsaaa hehe :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hadiah Ulang Tahun dari Anakku

Alhamdulillah syukur tak terhingga atas nikmat-nikmat Alloh yang diberikan hingga detik ini. Alhamdulillah Alloh amanahkan kepada kami anak ...