Jumat, 31 Desember 2010

Reflection PART ONE: JOGLO SEMAR (Jogja, Solo, dan Semarang) 3 days and 1 night

Rutinitas backpackeran di setiap penghujung tahun, sudah merupakan tekad saya yang harus dilaksanakan bila tidak ada hal urgen yang harus dikerjakan. Saya memulai backpackeran ini kira-kira di penghujung tahun 2008, ketika saya sudah tingkat akhir. Sudah agak terlambat memang, kenapa tidak menjelajah negeri ini dari awal saya kuliah saja, mungkin sudah banyak kota-kota yang saya kunjungi kalau begitu. Hmm jawabannya sih simpel saja, waktu itu uang saku saya terbatas, pun selalu ada saja kegiatan tiap akhir tahun di organisasi tempat saya bernaung dulu (hallahhh ngeles hahaha).

Di tahun 2008 saya berangkat backpackeran bersama teman-teman semasa pesantren ke Jogja, hmm sebenarnya hanya berempat sih, dan itu pun perempuan semua. Untunglah teman kita yang berada di Jogja dengan sangat baik hatinya mengantar-ngantar kita kemanapun kita mau jalan-jalan. Makasih Fina dan Rofi.

Di tahun 2009 saya juga berangkat backpackeran bersama teman-teman lintas jurusan ke Karimun Jawa, Jepara. Berangkat dari Bandung hanya kita para perempuan saja berempat, namun untunglah di penyeberangan dari Jepara ke Karimun Jawa kita bertemu dengan sepasang suami-isteri muda jadi banyakan deh akhirnya. Nah cerita backpackeran ke Karimun Jawa bisa dibaca di tulisan-tulisan saya sebelumnya.

Di pertengahan tahun 2010 ini saya sudah melaksanakan perjalanan ke Bali, rame sih karena bareng keluarga tapi tidak bareng teman-teman, jadi ga dihitung backpackeran kalau yang ini (hi.hi).

Nah, kali ini saya akan bercerita tentang backpackeran ke 3 kota JOGLO SEMAR (Jogja, Solo dan Semarang). Perjalanan kali ini saya berangkat bersama sahabat saya semenjak kuliah, Meli. Awalnya saya hampir pesimis tidak jadi backpackeran karena beberapa tugas berturut-turut yang tidak mungkin ditinggalkan. Akhirnya diundur-kembalilah tanggal yang telah kami tetapkan sebelumnya. Sampai akhirnya kami menemukan tanggal yang cocok untuk berangkat, namun di saat-saat seperti itu ibu saya malah mengajak kami sekeluarga akhir tahun ke rumah kakek-nenek di Ciamis, Ya Salam, tidak bisa menolak lah saya karena kakek saya memang sedang sakit akibat jatuh. Dan akhirnya saya memutuskan akan ke Ciamis setelah pulang dari backpackeran (karena saya ga enak juga toh selalu mengundurkan tanggal saja kepada sahabat saya itu, biarlah capek sekalian pikir saya).

Malam di hari kamis minggu kemarin tepatnya tanggal 23 bulan 12 tahun 2010, saya baru tiba di rumah, dan bersiap-siap untuk packing barang bawaan yang akan dibawa keesokan harinya. Namun, mata ini serasa tidak bisa kompromi, cape dan ngantuk, akhirnya saya tertidurlah di depan layar komputer setelah sebelumnya searching jadwal berangkat dan harga tiket Kereta Api untuk esok hari (haaa sampai tiket pun belum kita beli karena takut berubah lagi jadwal berangkatnya, akhirnya ngedadak deh belinya).

Esoknya, saya mencari tiket kereta malam ke Kantor Pos online terdekat(maklum rumah saya bukan di Bandung, jadi jauh kalau harus ke Stasiun Bandung dulu mah), namun ternyata kalau beli tiket kereta di Kantor Pos itu tidak bisa membeli di hari itu juga, jadi minimal pembelian tiket adalah 1 hari sebelumnnya, sedangkan saya pesen tiketnya untuk kereta nanti malam. Ya salam cobaan apalagi ini, mau berangkat backpackeran tapi tiket belum ditangan. Sebenarnya kayaknya bisa deh kalau beli lewat Call Center Kereta Api, tapi saya ga ngelakuin itu haahaa dudul.

Akhirnya dengan semangat menggelora dan berharap masih kebagian tiket kereta untuk ke Semarang, di hari Jum’at tanggal 24 bulan 12 tahun 2010 itu pun saya berangkatlah ke Stasiun Bandung sekaligus untuk janjian ketemuan disana dengan Meli. Karena mungkin memang besoknya adalah liburan Natal, itu jalan dari Setiabudhi menuju Stasiun Bandung menjadi macet, semacet-macetnya. Setengah enam lebihan saya baru sampai Stasiun Bandung, padahal dari Setiabudhi sekitar setengah 5 kurang, ckckckck.

Untunglah, sahabat saya Meli yang telah duluan sampai ke stasiun, dengan gesit dan tangkasnya membeli dulu tiket ke Semarang (untung masih ada 4 bangku kosong lagi katanya). Harga tiket bisnis Bandung-Semarang (Tawang) Rp.140.000. Entahlah kalau kita ga kebagian tiket di hari itu, mungkin kita akan cari bis malam di Cicaheum.

Sambil menunggu jam setengah sembilan tiba, kita pun menjamak-qosor dulu sholat maghrib dan isya di Mushalla yang ada di sayap kiri stasiun, dekat pintu masuk utara, supaya tenang sepanjang perjalanan. Kemudian dilanjutkan dengan mengisi perut agar tidak kelaparan, dan foto-foto sedikit di sekitar Stasiun.

Kereta Harina pun datanglah sekitar pukul 8 malam lewat, kita pun bersiap-siap untuk masuk dan menempati tempat duduk masing-masing. Karena malam, kita ga bisa lihat apapun diluar sana, hanya langit yang tampak hitamnya. Kita pun bersiap-siap tidur, untuk mengumpulkan energi buat esok hari. zzZZZzzz. Dan sampailah kita di Stasiun Tawang sekitar pukul 5 subuh, lewat mungkin. Diteruskan numpang ke kamar mandi gratis yang merupakan fasilitas dari Stasiun Tawang ini (kamar mandinya bersih dan bagus loh asli). Dan numpang sholat Shubuh juga deh. Okey, untuk tulisan menjelajah kota Semarangnya, kita teruskan di Reflection PART TWO yah. Cekidot.

 

PS: jangan lupa bawa batrei hp cadangan, bawa buku bacaan, bawa mp3/mp4/ipod atau apapun lah, supaya ga jenuh diem di kereta tanpa beraktivitas yang menyenangkan diri hihihi.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hadiah Ulang Tahun dari Anakku

Alhamdulillah syukur tak terhingga atas nikmat-nikmat Alloh yang diberikan hingga detik ini. Alhamdulillah Alloh amanahkan kepada kami anak ...