(Bromo-Taking Picture from Pananjakan 1) |
Perjalanan
kali ini sungguh luar biasa, bagaimana tidak, saya bersama sahabat-sahabat saya
semenjak SMP bisa melakukan perjalanan ke Malang Jawa Timur, tepatnya ke Bromo.
Total kami yang ikut ke Bromo adalah 10 orang. Tidak ada persiapan yang matang
apalagi itenerary yang jelas untuk kita bisa sampai ke Bromo, yang penting
tiket PP Bandung-Malang sudah di tangan sejak jauh-jauh hari, sehingga apapun yang nanti terjadi maka
terjadilah. Bagi saya, perjalanan tanpa itinerary yang detail akan terasa
sekali nuansa petualangannya, itu lah yang saya harapkan dalam trip Bromo kali
ini.
Perjalanan
kami kali ini saya rasa seperti perjalanan dalam film 5 cm (hahahaha lebayy),
cuma bedanya kalau di film 5 cm, settingnya adalah Gunung Semeru, sedangkan
dalam perjalanan kami adalah Gunung Bromo (Ciyeee situ oke?). Oh ya, kami
adalah sekelompok sahabat yang sama-sama mempunyai aktivitas masing-masing yang
berbeda-beda, sehingga kami jarang bertemu secara fisik, namun kami masih bisa
bertemu secara maya di majlis whatsapp :D
Hari Pertama
Kereta
yang kami naiki adalah kereta Malabar jurusan Bandung-Malang, yang berangkat
tepat pukul 15.30. Kami yang berangkat dari Bandung totalnya ada 7 orang
(awalnya 6 orang), entah kenapa Iyang (nama cadel dari Dian) yang asalnya tidak
akan ikut trip Bromo ini menjadi berubah pikiran untuk ikut trip ini, saya jadi
curiga jangan-jangan dia menyimpan pesawat UFO di Pasir Berbisik di gunung
Bromo sana, karena dia sebenarnya adalah makhluk luar angkasa #eh :). Walhasil tempat duduk Iyang dan kita-kita yang sudah pesan tiket
duluan jadi terpisah.
Dari
kami ber-7 orang ini, yang sedang tinggal di Bandung ya cuma saya dan Iyang
saja. Teman-teman yang lain sengaja datang dari Jakarta, Bogor dan Purwakarta
hanya sekedar untuk berangkat sama-sama dari Bandung. Ya ampuunn terharu deh
saya sampai mereka bela-belain gitu. Sanna dari Bogor membawa roti unyil
berdus-dus, Uwi orang Purwakarta membawa satu tas makanan, mas Uut dari Jakarta
membawa banyak makanan yang disiapin ibunya, Elin dan Anne dari Jakarta juga ga
mau ketinggalan untuk membawa makanan satu keresek penuh, mantap lah perjalanan
kali ini ga akan kelaparan. Mungkin cuma saya aja kali yang ga bawa apa-apa,
hahaha maklum anak kos cuma bawa do’a aja. hihihi. Oh iya Iyang juga bawa
terigu sekarung sama telur ayam sekeresek (mau bikin roti ceritanya), soalnya dia kan
pengusaha sembako yang udah senior (hehe ga deng bercanda, yang pasti dia cuma
bawa harga diri aja haha). Oh iya, sahabat saya yang lain -Abi- berangkat ke
Malang via Surabaya. Dulu waktu saya booking tiket kereta api, si Abi
khawatir ga boleh cuti lebih awal sama bos-nya, jadi agar bisa sampai ke Malang
dengan waktu bersamaan, dia pakai pesawat dulu ke Surabaya kemudian lanjut ke
Malang memakai bis. Sedang kan Ucup orang Bandung yang terdampar di kota Gudeg,
dia berangkat dari Yogyakarta bersama seorang teman kampusnya, Elsa. Jadi total
kita adalah 10 orang, termasuk Elsa yang berasal dari Medan temannya Ucup alias
Jose.
Total
perjalanan kereta api Bandung-Malang adalah sekitar 15 jam perjalanan.
Bayangkan kalau kita berangkat cuma sendiri atau berdua, makin berasa lama lah
perjalanan dalam kereta itu. Beruntunglah perjalanan kali ini dilakukan bersama
sahabat yang asyik-asyik, ga neko-neko, tahu sifat luar dalamnya, dan yang
terpenting adalah kebersamaan dan saling menjaga satu sama lain. Di dalam
kereta banyak banget yang kita lakukan, mulai dari nyeritain hal-hal yang
penting sampai hal-hal yang gak penting, dengerin musik, jailin teman yang
tidurnya mangap, ngemil, foto-foto, berisikin orang-orang segerbong, ampun deh
maaf pemirsah. Oh ya, dan tidak lupa walaupun di kereta api tidak ada mushalla,
kami masih bisa sholat kok sambil duduk, caranya tayamum dulu di kursi kemudian
sholat deh di kereta sambil duduk. Gampang kan? :D
Hari kedua
Esok harinya
sekitar pukul 08.00 pagi sampailah kita di stasiun kota Malang. Nah sebelum
berangkat ke Bromo saya bersama sahabat-sahabat saya itu mau mengunjungi kawan
lama kita yang baru saja pindah ke Malang sekitar 1 bulan yang lalu dari kota Bandung
tercinta, mereka adalah pasangan Ison dan Acid berikut de’Al anaknya, alhamdulillah
mereka bersedia rumahnya untuk kita recokin selama transit di Malang.
Terimakasih soooo much kucriittt :). Di
rumah Ison-Acit, kita semua numpang mandi, minta anterin ke pusat oleh-oleh,
makan, tidur-tiduran sebentar sementara para bujangers pada sholat jum’at.
Kalau dipikir-pikir kita yang dateng ke rumah Ison-Acid ngelunjak banget dah
ngerepotinnya hahaha duhh udah biasa mereka mah kita recokin, dulu juga pernah
waktu buka bersama di rumah Ison-Acid yang di Bandung kita recokin juga, untung
mereka mah baik-baik dehh ga laporin kita ke pak RT :).
Siangnya sekitar jam setengah 2 an kita semua pun siap-siap
untuk berangkat ke Bromo. Eitss tunggu dulu, sebelum naik ke Bromo kita jajal
dulu baso President yang udah terkenal sealam dunia ini. Sluuurpppp enyakkkk
banget deh baksonya, ada bakso yang dibakar juga tapi saya ga pesen soalnya
takut lama nunggunya secara ya ngantri banget. Oh ya yang membuat unik kalau
menurut saya adalah letak bakso President itu sendiri yang berada persis di
pinggir rel kereta api. Uwooowww kebayang doong kalau lagi di bakso President
terus ada kereta api lewat, pasti kita makannya goyang-goyang, hehe, dan perlu
dijaga buat para orang tua yang bawa anak kecil, soalnya ga ada penghalang rel
kereta api, jadi bebas banget orang kalau mau bolak-balik rel kereta api.
Beres
makan bakso, akhirnya kita pun pamitan sama Ison-Acit dan de’Al. Kita kemudian
berangkat ke Bromo lewat Ngadas, bukan lewat Probolinggo yang biasanya
kebanyakan wisatawan lewat kesana. Oh ya, kita ke Ngadas memakai angkot karena
ini adalah sarannya Pak Mul yang menyuruh kita memakai angkot ke rumahnya yang
ada di Ngadas sana. Pak Mul adalah bapak yang menawarkan jasa hardtop dan
homestay. Dan pergi ke Ngadas memakai angkot adalah pilihan yang amat sangat
buruk. Kenapa buruk? Karena jalan ke Ngadas itu berkelok-kelok, naik, terjal
ahhh pokoknya ga cocok kalau pakai angkot, cocoknya ya pakai hardtop atau truk
sekalian. Tapi senengnya adalah di kanan-kiri banyak pemandangan bagus nan
indah. Ampun deh saya sebagai bendahara traveling merasa terbodohi dan terbohongi,
bukan dalam masalah uangnya, tapi dibohonginya itu loh bayar banyak tapi gak
sampai tempat, jadi aja bayar double. Mungkin mereka tidak bermaksud begitu
sih, hanya situasi waktu itu aja kali yang emang ga pas, hehehe mencoba
husnudzon. Jadi begini, dari kota Malang ke Ngadas itu seharusnya kalau mau
memakai angkot ya sampai daerah Tumpang
saja, kemudian lanjut memakai truk atau hardtop ke Ngadas dan nginap sebentar,
kemudian nanti jam 2 dini hari baru naik ke Bromo memakai hardtop lagi. Atau
bisa juga sewa angkot sampai ke Tumpang dan nginap disini, kemudian sekitar jam
1 baru naik ke Bromo memakai hardtop. Nah, kemarin itu kita malah sewa angkot
sampai ke Ngadas sekitar 250ribu, tapi eh di daerah Coban Trisula si angkot
malah mogok, dan itu udah hampir magribh. Hampuunn. Dan akhirnya kita minta
dijemput sama pak Mul yang waktu itu sedang ngangkut penumpang juga, mana
sinyal nya susah lagi waktu nelpon pak Mul, untung bisa kirim sms juga dan
delivered :). Tolong kita ga mau nginep di hutan dengan
angkot yang mogok hihi. Akhirnya menjelang magrib kita dijemput pakai hardtop
nya pak Mul, tapi sebelum itu kita bayar angkot dulu, masa iya walaupun kita ga
nyampe Ngadas pak Sapri (supir angkot) minta ongkos nya keukeuh ongkos ke
Ngadas yaitu 250ribu. Padahal perjalanan ke Ngadas masih lumayan jauh lagi
kalau ga salah, ckck ongkosnya ga diturunin sedikitpun. Huuhh. Akhirnya, kita
semua pun masuklah ke hardtop itu, hahaha umpel-umpelan. Bayangkan hardtop
sekecil itu diisi oleh kita bersepuluh plus satu supir dan satu lagi anaknya
supir jadi 12 orang di hardtop yang kecil itu. Jadi gini posisinya saya dan uwi
yang memiliki body gede di depan barengan pak Mul yang menjadi supir, terus
sahabat-sahabat saya yang 8 orang itu umpel-umpel-an di jok belakang yang
harusnya muat untuk 4 orang wakakakakak sumpeh pengen ketawa kalau inget
kejadian itu. Mana jalannya berliku, kanan-kiri jurang pula, dengan pemandangan
yang indah. Oh ya, kalau anaknya pak Mul, dia duduknya di luar mobil, asli ini
mah, dia ngegantung di pintu belakang mobil itu, padahal dia masih anak SMP
loh, waaw uji nyali banget deh. Setelah kita sampai di rumah pak Mul yang
sederhana tersebut, kita akhirnya bisa istirahat sebentar, makan mie rebus,
sholat ke mesjid di bawah desa Ngadas, cuci muka, dan kemudian tidur di sofa.
![]() |
(Adventuring with this hardtop, taken this picture from Pasir Berbisik) |
Hari ketiga
Pukul 1
dinihari, bu Mul udah bangunin kita agar kita segera bersiap-siap ke Bromo
dengan rute Pananjakan 1, Kawah Bromo, Pasir Berbisik, Dan Bukit Teletubbies. Kita
pun cepat-cepat cuci muka, airnya
dingiiiiiinnnnnnnnnn banget, udaranya juga dingin banget berasa di kutub,
sampai-sampai gigi saya yang sedang bolong ini bergemeretak dan ngilu saking
dinginnya udara sekitar.
Waktu ke
kamar mandi saya sih cuma wudhu saja sambil cuci muka, boro-boro kepikiran
pengen mandi jam 1 dinihari, entah ya si Abi yang rajin banget kalo urusan
bersih-bersih itu, doski mandi apa enggak, kayaknya sih enggak hahaha. Jam 2
dinihari pun kita semua keluar rumah, walaupun saya udah pake 2 swater tetep
aja dinginnya kerasa banget. Di luar
rumah sudah ada 2 hardtop yang menunggu kita. Hardtop 1 dengan anggota saya, Uwi,
Anne, Iyang, Dan Mas Uut. Hardtop 2 dengan anggota Elin, Echa, Abi, Sanna, Dan
Ucup.
Sepanjang
perjalanan dari Ngadas ke Pananjakan yang terlihat hanya langit cerah dan lampu
hardtop dari mobil lain. Lama perjalanan dari Ngadas ke Pananjakan 1 adalah
sekitar 1 jam. Kata pak Mul, kalau cuaca mendung paling bisa hanya ke
Pananjakan 2 saja, untung saja hari itu cerah sehingga kita bisa ke Pananjakan
1 lihat matahari terbit. Pokoknya keren banget selama diperjalanan,
sampai-sampai saya ga mengira kalau di kanan kiri ada jurang. Hihihi kereeennnn
banget lah pokoknya, susah diungkapkan dengan kata-kata nih. Kita melewati
savana-savana, bukit-bukit, hiiiiii harus ke Bromo lah pokoknya kalau pengen
tahu exicitednya kayak apa hehe. Di perjalanan kita juga melihat
orang-orang ada yang naik ke Pananjakan memakai mobil-mobil biasa (bukan untuk
adventure ke gunung), ada juga yang pakai motor bebek, untung aja ga ada yang
pakai motor matic. Wah saya sih kasihan liat mereka, karena mobil dan motor
yang biasa ada di jalan raya ga cocok kalau untuk dipakai ke gunung, bisa-bisa
mesin nya rusak, trus kalo slip di jalan gimana, bukannya mau liburan malah
nelangsa yang ada. Think smarter okey :) Oh ya, tiket masuk ke Bromo bulan Maret kemarin belum semahal
seperti sekarang ini. Saya pikir sih ga usah di mahalin tiket masuk Bromo nya,
bisa-bisa para wisatawan enggan datang lagi ke Bromo, terus gimana coba kalo
perusahaan travel ke Bromo ga laku lagi, terus gimana nanti nasib para pemilik homestay
di Bromo, pemilik sewa jeep/hardtop yang kesehariannya adalah petani, dan
mempunyai penghasilan tambahan dari hasil menyewakan hardtop itu. Gimana coba
wahai pemerintah daerah? Tolong pikirkan kembali yaa.
Sampai
di Pananjakan 1 pak Mul pun memarkirkan hardtop nya, kemudian menyuruh kita
turun dan menyuruh kita berjalan ke atas sedikit lagi untuk melihat matahari
terbit dari pananjakan 1. Kita semua pun turunlah dan berjalan beriringan naik
kesana. Wahhh hari itu yang parkir hardtop banyaakkk banget, wisatawan pun
banyak berdatangan dari berbagai penjuru dunia. Oh ya, sebelum ke pananjakan 1,
saya pun beli lah dahulu kupluk yang ada tulisan Bromo nya sebagai
kenang-kenangan. Sanna membeli syal Bromo, si Abi kupluk Bromo, trus yang lain
saya gak ingat apa ga beli ya mereka hehe. Akhirnya sampai lah kita beberapa
menit kemudian di Pananjakan 1, wiihh udah banyak banget orang disana pokoknya
kayak yang mau nonton konser aja deh, trus ternyata ada yang sekalian kemping
juga rupanya.
Nah,
karena matahari belum terlalu terlihat tapi sudah masuk waktu shubuh, akhirnya
kita sholat shubuh dulu deh di trotoar pake alas sih, soalnya ga tau sebelah
mana musholla nya ntar kita-kita takut nyasar lagi. Beres sholat shubuh kita
pun segera mencari tempat PW untuk hunting foto matahari terbit. Yess dan
akhirnya saya dapat posisi kurang wuenakk untuk dapetin foto nya, yaitu
diantara kaki-kaki orang yang sedang berdiri, tapi better sih dari pada ga ada tempat
buat foto sunrise hehe. Akhirnya matahari pun terbit, dan prat pret prat
pret kita pun foto-foto. Beres foto matahari terbit, kita pun foto dengan latar
belakang Bromo, yang biasanya saya suka lihat gambar Bromo itu di
internet-internet. Tapi sekarang saya bisa foto pemandangan Bromo itu dengan
jepretan sendiri.
(Sunrise from Pananjakan 1, Bromo) |
Beres
dari Pananjakan 1 kita pun segera turun ke parkiran, namun sebelum itu saya
beli (eh minta deng) sate kentang dulu, laparrr soalnya. Dari Pananjakan 1 kita
semua langsung berangkat lagi ke kawah Bromo. Wih perjuangan untuk mencapai
kawah Bromo ini capenya ampun-ampunan deh, tapi itu lah tantangannya. Kita
semua ga lewat tangga, kita hanya lewat pinggir tangga aja, karena kalo lewat
tangga ngantriii banget, kapan kita sampenya coba. Pokoknya itu orang-orang
yang ada di sekitar kawah Bromo kalau kata saya sih udah overpopulasi, udah
umpel-umpelan, udah kebanyakan banget orang, sedangkan daya tampung di kawah
Bromo itu kecil banget. Ga kebayang deh kalo ada yang jatuh, hii jangan sampai
ada korban deh. Nah terusnya setelah nyampe puncak dari tangga tersebut ehh
ternyata kawah nya ga sebagus Kawah Putih ataupun kawah Tangkuban Parahu yang
ada di Bandung. Kawahnya biasa aja, tapi pemandangan disekelilingnya yang bikin
luar biasa banget.
![]() |
Kawah Bromo |
Gunung-gunung yang tampak jelas menjulang tinggi, kerumunan orang-orang di bawah yang seperti semut, hardtop-hardtop yang di parkir tampak seperti mobil-mobil an, dan lain-lain. Indaahh pokoknya. Oh iya, untuk sampai puncak kawah Bromo itu kalau ga kuat kita bisa menyewa kuda kok, tapi saya ga tahu harganya berapa soalnya fluktiatif hehe.
![]() |
(Perjalanan Menuju Pasir Berbisik) |
![]() |
(Perjalanan Menuju Pasir Berbisik) |
Beres
dari kawah Bromo, kita pun ke pasir berbisik. Disebut pasir berbisik karena
dulu ada film Pasir Berbisik yang shootingnya disini, jadi aja keterusan sampai
sekarang. Wihhh keren bangetttt Pasir Berbisiknya. Keren keren keren, yang baca
blog ini harus kesana pokoknya. Haha.
Pasir Berbisik |
Dari
pasir berbisik kita langsung meneruskan perjalanan ke Bukit Teletubbies yang ga
kalah kerennya hihihi. Bedanya Bukit Teletubbies dengan Pasir Berbisik adalah
kalau bukit teletubbies sepanjang mata memandang adalah hamparan rumput dan
gunung-gunung, kalau Pasir Berbisik ya pasir pasir semua, tapi kerennnnn. Petualangan
di Bromo pun berakhir sampai Bukit Teletubbies, dan akhirnya kita semua kembali
ke Ngadas dengan wajah letih tapi puas banget dan kagum akan ciptaanNya.
(Bukit Teletubbies) |
Akhirnya
kita pun kembali ke Ngadas, dan saking letihnya saya sampe ketiduran di hardtop
selama perjalanan pulang hihi. Sampai rumah pak Mul, kita pun disuguhi makan,
ada sayur, tempe, ayam, sambel, dll. Nikmat banget lah pokoknya. Beres makan,
kita pun langsung beres-beres hendak pulang ke Bandung mengejar kereta jam
setengah empat sore. Nah, pulang menuju kota Malang harus lewat Tumpang dulu.
Untuk sampai ke Tumpang harus memakai truk atau hardtop, karena tidak ada
hardtop pak Mul (sedang dipakai lagi) maka akhirnya kita sewa truk lagi,
seharga 150 ribu, nah dari Tumpang kita pakai angkot pak Sapri lagi (duuh kesel
dehh kalo inget kejadian kemarin hihi).
Akhirnya
turunlah kita ke Tumpang memakai truk. Bayangkan kita bersepuluh naik truk bekas
mengangkut binatang ternak dan sayuran, untung belum mandi jadi ga rugi deh bau
lagi juga hihihi. Sepanjang perjalanan dari Ngadas ke Tumpang itu bener-bener
seru banget pakai truk itu, ketawa-ketawa, nyanyi-nyanyi, gokil-gokilan, lihat
pemandangan yang subhanalloh bagus banget, sampai beberapa menit kemudian
gerimis dan lama-lama gerimis itu membesar. Kita ga mau kehujanan dong,
akhirnya kita tarik terpal yang ada di bagian depan truk, tapi susah
ngembanginnya, dan supir truk masih aja mengendarai truk nya tanpa memedulikan
kita yang bentar lagi kehujanan, sampai suatu detik kemudian, teman saya –Elin--
yang lincah dan mempunyai suara yang
unik (baca: melengking) teriak “paaakkkkkk berhentiii, hujaann”. Dan tiba-tiba
pak supir langsung mengerem mendadak yang membuat kita semua yang ada di truk
hampir terjengkang hahahaha, teriakannya si Elin mantap, sampai membuat kita
semua yang ada di truk kaget gitu denger teriakannya terus ketawa
terbahak-bahak kalau itu teriakannya Elin saking melengkingnya karena bisa
sampai si sopir berhenti mendadak wahahaha.
Akhirnya
sampailah kita di Tumpang dan kemudian berganti kendaraan dengan angkot menuju
ke Kota Malang untuk transit lagi ke rumah Ison-Acid, mau numpang mandi dan
istirahat. Lalu sekitar pukul setengah 3 sore, kita segera pamit ke Ison-Acid dan
de’Al untuk pulang kembali ke Bandung memakai kereta. Terimakasih ya Ison-Acid,
jasa-jasamu tiada terkira. Sekian deh jalan-jalan bersama sahabat-sahabat saya
yang udah lama banget ga ketemu, rasanya seru, asik, happy, menegangkan, dan
pengen jalan-jalan bareng lagi. Sebagai bendahara trip Bromo ini, saya memungut uang kepada setiap peserta trip sekitar 200ribu rupiah. Uang segitu sudah lebih dari cukup untuk mengcover akomodasi selama di Bromo. Mulai dari sewa angkot, sewa hardtop/jeep, uang makan, sewa homestay, sewa truk, tiket masuk ke Bromo. Saran saya sih supaya ongkos lebih hemat ya mending berangkatnya banyakan alias grup. Salam travelista
Info tambahan ya, bagi kamu-kamu yang ingin menginap di
hotel (bukan homestay) yang berada di sekitar Malang atau Bromo, kamu bisa booking
dulu hotel pihan kamu di website Rajakamar. Kenapa raja kamar? Ya karena harga hotelnya murah-murah dengan istilah
lain Rajakamar ini memiliki harga lokal tapi dengan kualitas internasional.
Malah pernah ada promo hotel sampai 88rb. Wiih ga salah tuh ada hotel dengan
harga hostel, kemarin aja promo hotel 88rb ini udah sampai kedua kalinya
diselenggarakan. Waww enak banget kan liburan jadi serasa gratis dengan promo
hotel 88rb, malah pernah Rajakamar juga ngasih paket menginap gratis lohh :) okesip selamat jalan-jalan dengan budget terbatas tapi
fasilitas yang “wah” ya :).
Another picture at Bromo Mountain:
Link :
http://content.rajakamar.com/dapatkan-voucher-menginap-gratis-di-rajakamar-office-attack/?utm_source=website&utm_medium=blog+competition&utm_campaign=blog+competition+rajakamar
Link
:
http://content.rajakamar.com/segera-promo-88rbu-season-2-di-newsletter-rajakamar/?utm_source=website&utm_medium=blog+competition&utm_campaign=blog+competition+rajakamar