Pendahuluan
Apa yang
saudara pikirkan jika 10 tahun, 50 tahun, atau 100 tahun lagi, air yang menjadi
salah satu sumber kehidupan manusia menjadi sumber daya yang langka, bahkan
dibeberapa tempat mengalami kekeringan? Jika pun ada, mungkin sudah
terkontaminasi dan menjadi sumber konflik karena antar manusia saling berebut
untuk mendapatkannya. Tak peduli air tersebut bersih atau tidak. Kejadian
imajiner seperti ini, mengingatkan kepada artikel yang pernah dimuat disebuah
majalah Cronicas de Los Tiempos pada bulan April, 2002. Surat ini berisi tentang
Surat dari Masa Depan, yang seolah-olah ditulis pada tahun 2070. Isi surat
tersebut menceritakan tentang keadaan bumi di tahun 2070 yang amat sangat mengkhawatirkan.
Diceritakan dalam surat tersebut air sangat langka sehingga menimbulkan
dehidrasi; orang buang hajat langsung ke septic tank; usia harapan hidup
seseorang pun tidak lebih dari 35 tahun; oksigen terkontaminasi karena
kurangnya pepohonan dan vegetasi; masyarakat harus membayar atas udara yang
dihirupnya, kalau tidak dia akan dikeluarkan dari zona berventilasi; bahkan
zona hijau yang masih terdapat cukup air dan pepohonan dijaga sangat ketat oleh
para tentara. Secara garis besar dari surat itu dapat disimpulkan bahwa air dan
udara yang bersih sangatlah berharga melebihi emas atau berlian sekalipun. Hal
tersebut diakibatkan oleh ulah nenek moyang mereka yang tidak memelihara
lingkungannya secara berkelanjutan di zaman dulu. Nenek moyang mereka melakukan
eksploitasi besar-besaran akan Sumber Daya Alam yang ada di bumi tanpa
memikirkan akibat yang akan terjadi dalam jangka waktu panjang. Mereka
menggunakan sumber energi bahan bakar yang berpotensi bisa merusak lingkungan
secara signifikan, dan baru terasa di masa yang akan datang. Mereka tidak
peduli akan himbauan segelintir orang untuk menjaga alam secara berkelanjutan.
Mereka hanya memikirkan nilai ekonomi saja tanpa memikirkan kelangsungan
lingkungan (ekologi) dan kehidupan sosial di masa yang akan datang. Dan
siapakah nenek moyang tersebut? Tak lain adalah KITA yang hidup di zaman ini.
Maukah anak, cucu, dan cicit teman-teman semua merasakan hal seperti kejadian
imajiner yang diceritakan di tahun 2070 tersebut?
Air merupakan salah satu kebutuhan utama bagi semua makhluk hidup. Agar
dapat digunakan untuk konsumsi sehari-hari, kualitas air harus memenuhi standar
baku mutu lingkungan. Kualitas air bersih dapat ditinjau dari segi fisik,
kimia, mikrobiologi dan radioaktif. Namun kualitas air yang baik ini tidak
selamanya tersedia di alam sehingga diperlukan upaya perbaikan, baik itu secara
sederhana maupun modern. Jika air yang digunakan belum memenuhi standar
kualitas air bersih dapat menimbulkan masalah lain yang dapat menimbulkan
kerugian bagi penggunanya.
Akhir-akhir
ini sering timbul masalah yang sangat krusial yaitu masyarakat sulit untuk
mendapatkan air bersih. Banyak sumber air yang biasa dipakai tidak dapat
dimanfaatkan lagi. Penyebab sulitnya mendapat air bersih adalah adanya
pencemaran air yang disebabkan oleh limbah rumah tangga, limbah pertanian, dan
limbah industri. Contoh dalam bidang industri adalah Penggunaan logam berat dan senyawa organik secara intensif di dalam
industri yang telah menimbulkan kontaminasi di tanah dan air.
Di
samping itu, adanya pembangunan dan penjarahan hutan menjadi penyebab
berkurangnya kualitas mata air dari pegunungan karena banyak bercampur dengan
lumpur yang terkikis terbawa aliran sungai. Pencemaran air dapat menjadi
masalah yang besar apabila tidak ditangani secara serius, namun sebaliknya bila
limbah ini dikelola dengan baik dapat memberikan nilai tambah. Salah satu upaya
untuk mengurangi limbah adalah mengintegrasikan usaha tersebut dengan beberapa
usaha lainnya,
Ada
beragam cara untuk memecahkan masalah tersebut, salah satunya dengan aplikasi teknologi
yang tepat guna untuk menghasilkan air dengan kuaitas baik, menguntungkan dan
mudah digunakan. Untuk mengatasi pencemaran lingkungan, terutama pencemaran
air, telah dikembangkan dan diterapkan
digunakan inovasi teknologi pemulihan air limbah dengan metode-metode berbasis
fisika dan kimia. Tindakan pemulihan air limbah (recovery) perlu dilakukan agar
air yang tercemar dapat digunakan kembali untuk berbagai kegiatan secara aman. Makalah ini
mencoba memberikan uraian mengenai inovasi teknologi lingkungan pada
sektor air dalam pengendalian dan pemulihan pencemaran dengan menitikberatkan
perhatian upaya recovery (pemulihan air yang tercemar).
Cakupan
Inovasi Teknologi Lingkungan pada Sektor Air
Di Indonesia masalah pemcemaran
air harus terus dihadapi seiring dengan kemajuan industri, sehingga usaha
recovery dan pencegahan dari pencemaran air semakin penting untuk diperhatikan.
Hal tersebut semakin mendorong berkembangnya inovasi teknologi lingkungan pada sektor air
oleh para peneliti.
Dengan teknologi Recovery terhadap air limbah,
diharapkan dapat memberikan sumbangan yang nyata dan praktis bagi usaha
mempertahankan kualitas lingkungan di Indonesia.
Recovery
merupakan salah satu bentuk inovasi teknologi lingkungan yang ramah lingkungan
dengan melakukan proses pemulihan air dari zat-zat pencemar. Tujuannya adalah agar air yang telah tercemar dapat
dipergunakan kembali untuk kebutuhan mahluk hidup sesuai dengan prinsip 3R
(Reuse, Reduce dan Recycle).
Cakupan
teknologi pemulihan air limbah meliputi :
Ø Pemulihan air limbah secara intensif melalui
berbagai metode Recovery. Pengertian air limbah menurut Permen LH No.03 Tahun
2010 bahwa Air limbah adalah sisa dari suatu
hasil usaha dan/atau kegiatan yang berwujud cair.
Ø Mempersiapkan air limbah yang sudah dipulihkan untuk
pemanfaatan selanjutnya oleh masyarakat luas, misalnya untuk minum, masak,
mandi, mencuci, penggunaan kembali pada industri dan lain-lain.
Contoh
Inovasi Teknologi Lingkungan pada Sektor Air dan Manfaatnya
Untuk
mendapatkan air dengan standar baku mutu lingkungan, dapat dilakukan berbagai
proses recovery dalam kaitannya dengan inovasi teknologi sektor air. Berikut
ini merupakan bentuk-bentuk dari proses pemulihan air limbah yang dapat
dikembangkan secara dan dilakukan oleh masyarakat luas, yaitu :
1.
Pemisahan Aliran Limbah / Waste
Stream Segregation
2.
Penguapan / Evaporation
3.
Pertukaran Ion, Kation dan Anion / Ion,
Cation & Anion Exchange
4. Reverse Osmosis
/ RO
5. Elektrodialisis
6.
Pemulihan Elektrolit / Electrolytic
Recovery
1.
PEMISAHAN ALIRAN LIMBAH / WASTE STREAM SEGREGATION
Air limbah industri adalah air yang berasal dari rangkaian proses produksi
suatu industri dengan demikian maka air limbah tersebut dapat mengandung
komponen yang berasal dari proses produksi tersebut dan apabila dibuang ke
lingkungan tanpa pengelolaan yang benar tentunya akan dapat mengganggu badan
air penerima. Dampak pencemaran air limbah industri terhadap mutu badan air
penerima bervariasi tergantung kepada sifat dan jenis limbah volume dan
frekuensi air limbah yang dibuang oleh masing-masing industri. Berdasarkan
konsentrasi bermacam komponen, air limbah dapat diklasifikasikan menjadi air
limbah konsentrasi tinggi (strong), medium dan rendah (weak).
Cara pengolahan air limbah industri yang sesuai agar tidak mencemari
lingkungannya dipilih berdasarkan karakteristiknya. Karakteristik air limbah
industri tersebut adalah karakteristik fisika, karakteristik kimia dan
karakteristik biologi (Metcalf & Eddy, 2002 dalam Moertinah 2010). Air
limbah industri dapat menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan apabila
tidak dikelola secara tepat. Salah satu jenis air limbah industri yang dapat
menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan adalah air limbah dengan kandungan
organik tinggi. Karakteristik air limbah organik tinggi ditunjukan dengan tingginya
parameter BOD dan COD dalam air limbah. Contoh industri dengan air limbah
organik tinggi adalah industri tapioka, tahu, gula, kecap, sitrat, asam
glutamat, tekstil, bir, alkohol dan lain-lain.
Pemisahan
aliran limbah sangat penting untuk sebagian besar proses daur ulang dan sumber
daya dari teknologi recovery / pemulihan. Untuk menggunakan kembali bahan
limbah dari proses lain, memulihkan bahan kimia yang berharga dari aliran
limbah atau daur ulang air bilasan, aliran limbah harus dipisahkan dari limbah
lainnya yang dapat mengganggu proses penggunaan kembali atau daur ulang.
Setelah cairan limbah telah diisolasi secara layak, ada berbagai metode yang
dapat digunakan untuk menghilangkan logam atau proses yang mengandung bahan
kimia.
Tujuan utama pengolahan limbah adalah mereduksi volume dan mengkondisikan
limbah, agar dalam penanganan selanjutnya pekerja radiasi, anggota masyarakat,
dan lingkungan hidup aman dari paparan radiasi dan kontaminasi (Lubis 2010).
Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian
lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun
industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat
setempat. Limbah suatu industri bila kurang sempurna pengolahannya dan langsung
dibuang ke lingkungan sekitar akan mengakibatkan pencemaran di daerah
sekitarnya (Giyatmi et al. 2008). Menurut Sugikawa et al. (2000),
limbah padat maupun cair organik terkontaminasi alfa perlu dikelola sampai
mencapai batas aman untuk dibuang ke lingkungan atau didaur ulang.
Teknik-teknik pengolahan air buangan yang telah dikembangkan secara umum
terbagi menjadi 3 metode pengolahan, yaitu pengolahan secara fisika, pengolahan
secara kimia, dan pengolahan secara biologi. Untuk suatu jenis air buangan
tertentu, ketiga metode pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara
sendiri-sendiri atau secara gabungan (Sugiharto : 1987).
Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan,
diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang mudah
mengendap atau bahan-bahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu.
Penyaringan merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan
tersuspensi yang berukuran besar. Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat
disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan. Parameter desain yang utama
untuk proses pengendapan ini adalah kecepatan mengendap partikel dan waktu
detensi hidrolisis di dalam bak pengendap. Pemisahan cair-padatan dapat
dilakukan dengan cara penapisan, pengendapan, penyaringan, pengapungan, filter
membran, dan filtrasi lambat. Menurut Lubis (2010), untuk limbah radioaktif
strategi pembuangan umumnya dibagi kedalam 2 konsep pendekatan, yaitu “encerkan
dan sebarkan” (EDS) atau “pekatkan dan
tahan” (PDT).
2. PENGUAPAN / EVAPORATION
Pemanasan
atau penguapan alami yang digunakan untuk menguapkan air dari air limbah yang
mengandung bahan kimia encer. Setelah dicapai konsentrasi yang cukup dari bahan
kimia, solusinya adalah dapat digunakan kembali (reused).
Pada dasarnya ada dua jenis evaporator:
a. yang beroperasi pada tekanan atmosfer
b. yang beroperasi pada kondisi vakum.
Evaporator
atmosferik adalah unit yang paling umum digunakan, lebih murah daripada membeli
evaporator vakum. Evaporator vakum juga digunakan untuk memulihkan bahan kimia
yang datar. Itu adalah sistem tertutup yang menggunakan uap panas untuk
menguapkan air pada ruang hampa. Uap air
dikondensasikan untuk digunakan kembali sebagai air bilasan. Evaporator ini beroperasi
dengan membuang air bilasan dari tangki bilas pertama dan direbus pada tekanan
yang berkurang. Peningkatan jumlah penguapan adalah contoh dari evaporator
vakum.
Tipe
sistem recovery yang melakukan proses penguapan terdiri dari evaporator, pompa
penyumpal dan penukar panas. Solusi atau air limbah yang mengandung bahan kimia
disirkulasikan melalui evaporator. Air yang menguap dan konsentrat bahan kimia,
digunakan kembali. Dalam sistem evaporator terbuka, air yang menguap dan
campuran dengan udara dan dilepaskan ke atmosfer. Dalam evaporator tertutup,
air terkondensasi dari udara dapat digunakan kembali, yang selanjutnya akan
meningkatkan penyimpanan uap. Penggunaan air kembali lebih disukai bila
memungkinkan.
3.
PERTUKARAN ION, KATION DAN ANION / ION, CATION & ANION EXCHANGE
Pertukaran ion diartikan
sebagai pertukaran ion-ion yang bermuatan samaantara larutan dengan suatu bahan
yang padat serta tak dapat larut. Penukar ion
dapatberupa suatu zat dan penukar itu sendiri adalah zat padat tertentu yang
dapat membebaskan ionnya ke dalam larutan ataupun menggantikan ion lain dari
ionlarutan. Resin adalah senyawa hidrokarbon terpolimerisasi sampai tingkat
yang tinggi yang mengandung ikatan-ikatan hubung silang (cross-linking) serta gugusan yang mengandung ion-ion yang
dapat dipertukarkan.
Penggunaannya dalam analisis
kimia misalnya untuk menghilangkan ion-ion pengganggu, memperbesar
konsentrasi jumlah ion-ion renik, proses deionisasi air atau
demineralisasi air, memisahkan ion-ion logam dalam campuran dengan kromatografi
penukar ion. Berdasarkan gugus fungsionalnya, resin penukar ion terbagi menjadi
dua yaitu resin penukar kation danresin penukar anion. Resin penukar kation mengandung kation yang dapat dipertukarkan,
sedang resin penukar anion mengandung anion yang dapat yang dapat
dipertukarkan. Secara umum rumus struktur resin penukar ion yang dapat
merupakan resin penukar kation dan resin penukar anion.
Pertukaran ion sebagai teknologi untuk pemulihan bahan
seperti logam dikenal dan telah digunakan pada industri selama bertahun-tahun. Garam
logam yang dihasilkan dari proses industry dapat dikembalikan ke dalam
pencucian untuk digunakan kembali. Pertukaran ion dapat digunakan di sebagian
besar pelapisan pencucian. Pertukaran unit pada ukuran Ion (volume resin)
ditentukan oleh jumlah logam yang dapat dihilangkan dari larutan pemulihan. Penukar ion ini didasarkan pada bahan sintetis dan penggunaannya terbatas pada
pemulihan ion-ionkecil
meskipun banyak
upaya telah dilakukan untuk pemulihan makromolekul (Widyasari : 2011).
4. REVERSE OSMOSIS
(RO)
Reverse
osmosis memiliki tingkat filtrasi terbaik dalam teknik pengolahan limbah.
Membran Revese Osmosis bertindak sebagai pengahalang terhadap garam serta
molekul-molekul organik dengan berat molekul lebih dari atau sama dengan 100.
Molekul air dapat lolos dari membran dan membuat aliran air murni. Penolakan
terhadap garam terlarut biasanya 95% -99 %.
Aplikasi
Reverse Osmosis sangat banyak dan beragam, mencakup Desalinasi air laut atau
air payau, untuk air minum, pemulihan air limbah ,pengolahan makanan dan
minuman, pemisahan biomedis , pemurnian air minum rumah tangga dan untuk proses
industri.
Reverse
Osmosis juga sering digunakan dalam produksi air ultra murni untuk digunakan
dalam industri semikonduktor, industri tenaga (air feed boiler), dan medis /
aplikasi laboratorium. Penggunaan Reverse osmosis sebelum pertukaran ion secara
dramatis mengurangi biaya operasi dan frekuensi regenerasi. Tekanan untuk
Reverse Osmosis biasanya berkisar lebih dari 75 psig (5 bar) untuk air payau,
dan lebih dari 1.200 psig (84 bar) untuk air laut.
Sulhana
(2012) menjelaskan Fenomena osmosis yang terjadi ketika air murni mengalir dari
larutan garam encer melalui sebuah membran ke larutan garam pekat. Fenomena
osmosis diilustrasikan dalam Gambar 7. Sebuah membran semipermeabel ditempatkan
di antara dua kompartemen. “Semi-permeabel” berarti bahwa membran dapat
ditembus oleh beberapa zat, tapi tidak bisa ditembus oleh zat yang lain.
diasumsikan bahwa membran dapat ditembus oleh air, tetapi tidak untuk garam.
Lalu, larutan garam dimasukkan dalam satu kompartemen dan air murni dalam
kompartemen lain. Membran akan melewatkan air untuk merembes ke kedua sisi
kompartemen. Tetapi garam tidak dapat melewati membran.
5.
ELEKTRODIALISIS
Elektrodialisis adalah proses elektrokimia dimana
partikel bermuatan listrik, ion, yang diangkut dari larutan baku (retentate,
diluate) menjadi solusi yang lebih terkonsentrasi (permeat, berkonsentrasi)
melalui membran selektif ion dengan menerapkan medan listrik. Ketika larutan
garam berada di bawah pengaruh medan listrik, pergerakan pembawa muatan ke
dalam larutan terjadi seperti halnya dalam modul elektrodialisis. Ini berarti
bahwa anion bermuatan negatif bermigrasi ke arah anoda dan kation bermuatan
positif terhadap katoda (Fumatech : 2012).
Untuk garam yang terpisah dari larutan, membran pada ion-selektif,
di mana hanya satu jenis ion dapat menyerap dalam keadaan yang ideal, cairan
disusun tegak lurus dengan. Jadi, partikel bermuatan negatif (anion) dapat
melewati membran penukar anion dalam perjalanan mereka ke anoda tetapi selektif
ditahan oleh membran tukar kation hulu. Pemisahan pada tahap ini menghasilkan
konsentrasi elektrolit dalam loop konsentrat yang dan menipisnya biaya operator
pada loop diluate. Sebagai contoh, elektrodialisis diterapkan pada skala
industri untuk produksi garam meja dari air laut, untuk produksi air minum dari
air payau, untuk pengobatan boiler-feed air dan desalinasi whey.
6.
PEMULIHAN ELEKTROLIT / ELECTROLYTIC RECOVERY
Elektrolisis adalah peristiwa penguraian zat elektrolit oleh arus listrik
searah. Elektroda positif (+) yang disebut juga anoda, sedangkan elektroda
negative (-) disebut katoda. Dalam pemulihan elektrolit, ion logam dengan
lapisan luar dari cairan elektrokimia direduksi di katoda. Pada dasarnya ada
dua jenis katoda yang digunakan untuk tujuan ini adalah katoda logam
konvensional (elektro yang unggul) dan katoda dengan area permukaan yang tinggi
(HSAC). Katoda HSAC dapat efektif logam
di lapisan luar, seperti emas, seng, kadmium, tembaga, nikel, dll
Beberapa kegunaan sel elektrolisis adalah :
1. Penyepuhan, adalah proses pelapisan suatu logam dengan logam lain. Logam
yang akan dilapisi digunakan sebagai katoda, sedangkan logam pelapis sebagai
anoda.
2. Pembuatan beberapa senyawa.
Sebagai
syarat berlangsungnya elektrolisis, ion harus dapat bermigrasi ke elektroda.
Salah satu cara yang paling jelas agar ion mempunyai mobilitas adalah dengan
menggunakan larutan dalam air (Takeuchi : 2008). Namun, dalam kasus
elektrolisis alumina, larutan dalam air jelas tidak tepat sebab air lebih mudah
direduksi daripada ion aluminum sebagaimana ditunjukkan di bawah ini :
Al3+ + 3e-–>
Al potensial elektroda normal = -1,662 V (10.38)
2H2O +2e-–>
H2 + 2OH- potensial elektroda normal = -0,828 V (10.39)
Metoda
lain adalah dengan menggunakan lelehan garam. Masalahnya Al2O3
meleleh pada suhu sangat tinggi 2050 °C, dan elektrolisis pada suhu setinggi
ini jelas tidak realistik. Namun, titik leleh campuran Al2O3
dan Na3AlF6 adalah sekitar 1000 °C, dan suhu ini mudah
dicapai. Prosedur detailnya adalah: bijih aluminum, bauksit mengandung berbagai
oksida logam sebagai pengotor. Bijih ini diolah dengan alkali, dan hanya oksida
aluminum yang amfoter yang larut. Bahan yang tak larut disaring, dan karbon
dioksida dialirkan ke filtratnya untuk menghasilkan hidrolisis garamnya.
Alumina akan diendapkan.
Alumina
yang didapatkan dicampur dengan Na3AlF6 dan kemudian
garam lelehnya dielektrolisis. Reaksi dalam sel elektrolisi rumit. Kemungkinan
besar awalnya alumina bereaksi dengan Na3AlF6 dan
kemudian reaksi elektrolisis berlangsung. Kemurnian aluminum yang didapatkan
dengan prosedur ini kira-kira 99,55 %. Aluminum digunakan dalam kemurnian ini
atau sebagai paduan dengan logam lain. Sifat aluminum sangat baik dan, selain
itu, harganya juga tidak terlalu mahal.
SIMPULAN
Inovasi Teknologi Lingkungan pada sektor pengolahan air limbah adalah kunci
dalam memelihara kelestarian lingkungan.
Apapun macam teknologi pengolahan air limbah baik domestik maupun industri yang
dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Limbah
suatu industri bila kurang sempurna pengolahannya dan langsung dibuang ke
lingkungan sekitar akan mengakibatkan pencemaran di daerah sekitarnya. Limbah padat
maupun cair organik terkontaminasi perlu dikelola sampai mencapai batas aman
untuk dibuang ke lingkungan atau didaur ulang.
Recovery
merupakan salah satu bentuk inovasi teknologi lingkungan yang ramah lingkungan
dengan melakukan proses pemulihan air dari zat-zat pencemar. Tujuannya adalah agar air yang telah tercemar dapat
dipergunakan kembali untuk kebutuhan mahluk hidup sesuai dengan prinsip 3R
(Reuse, Reduce dan Recycle). Dengan teknologi Recovery terhadap air limbah, diharapkan dapat memberikan sumbangan yang
nyata dan praktis bagi usaha mempertahankan kualitas lingkungan di Indonesia.
Jadi,
dengan recovery diharapkan kualitas air di masa kini dan masa yang akan
datang masih bisa terjaga kebersihan dan kesehatannya, sehingga surat dari masa
depan tahun 2070 yang menyebutkan bahwa sumber daya air di dunia ini sudah
kering, mengalami kelangkaan, dan tercemar mudah-mudahan tidak terjadi.
REFERENSI
Kurnanani,
TB. Benito. 2012. Diktat Kuliah Inovasi
Teknologi Lingkungan : Recovery
Limbah. Program Studi Magister Ilmu Lingkungan. Universitas Padjadjaran.
Moertinah, Sri. 2010. Kajian Proses Anaerobik sebagai Alternatif
Teknologi Pengolahan Air Limbah Industri Organik Tinggi. Jurnal Riset Teknologi Pencegahan dan
Pencemaran Industri vo.1 No.2 November 2010. Semarang : Balai Besar Pencegahan
dan Pencemaran Industri.
Niah,
Nur. 2011. Pemulihan Limah Cair Detergen
Dengan Menggunakan Biofilter. Skripsi Jurusan Kimia, Fakultas MIPA,
Institut Sepuluh November Surabaya.
Peraturan Menteri lingkungan Hidup No.03 Tahun 2010 tentang Baku Mutu Air
Limbah bagi Kawasan Industri. Kementrian Lingkungan Hidup Republik Indonesia.
Sugiharto. 1987. Dasar-Dasar
Pengelolaan Air Limbah. UI Press. Jakarta
Sulhana, Wahyu. 2012. Incinerator, Reverse Osmosis, Sewage Treatment Plant, Air. Bandung : Publikasi Teknologi Hasakona
Sunardi..
2012. Diktat Kuliah Inovasi Teknologi
Lingkungan : Waste Water Treatment. Program Studi Magister Ilmu Lingkungan.
Universitas Padjadjaran.
Takeuchi, Yoshito. 2008. Elektrolisis. Situs Kimia Indonesia. www.chem-is-try.org.
Widyasari,
Trismita dkk. 2011. Resume Mikrobiologi Industri “Ion Exchange
Recovery Of Protein” (Pertukaran Ion
Pemulihan Protein). Yogyakarta : Jurusan Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada.
http://www.fumatech.com/EN/Membranetechnology/Membrane.processes/Electrodialysis/
accessed 5 Juni 2012.
Oleh:
RADEN
AYU MUTIARA
Dan
SRI
RATNA WULAN