Kamis, 28 April 2011

Backpacking Dadakan : Anyer

Backpacking Dadakan: Anyer

Di minggu ketiga bulan Maret 2011, terdapat 3 hari libur berturut-turut Jum’at-Sabtu-dan Minggu. Saya berpikir untuk tidak berada di rumah di hari tersebut dan kebetulan saya pun sedang ingin menumpahkan kekecewaan, kesedihan, ataupun kecarutmarutan (T.T’) yang sedang saya alami, maka backpacking-an adalah salah satu upaya penyaluran kekecewaan saya hehe. Namun saya tidak tahu mau pergi kemana, yang jelas saya harus menemui sahabat saya dulu yang kini tengah hijrah di Jakarta, jadi terserah lah mau kemana yang penting pergi.

Awalnya saya tidak boleh pergi oleh ibu saya ke Jakarta, karena pemerintah telah mengumumkan Siaga 1 untuk daerah Jakarta dari Jum’at-Minggu, gara-gara sehari sebelum hari Paskah, ditemukan bom di pipa gas di dekat gereja Katedral di daerah Tangerang, duuuhhhh masa sih ga jadi backpacking-an gara-gara pemerintah ngumumin berita itu, lagian rumah kostan sahabat saya kan di Jakarta Timur, jauhhh kaliii. Saya juga kan gak enak sama sahabat saya itu, masa dia udah batalin janjinya yang lain, dan saya dengan semena-mena bilang “gak jadi” huuu gak seru deh. Lalu saya pun bujuk rayu ibu saya sebisa mungkin, mulai dari mengerjakan pekerjaan rumah sebanyak-banyak nya, sampai pijat-pijat kaki nya dikit hihihi. Saya gak mau jadi anak durhaka lah, yang pergi tanpa direstui orang tua, apalagi ibu, soalnya jadi suka tidak tenang kalau sedang di jalan. Hmm, and gotchaaa saya pun dapat restu Ibu, dengan syarat minggu pagi harus sudah pulang, saya bilang: SIAAPPPPPP :D

Jum’at pagi sekitar jam 9.30 WIB, saya pun berangkatlah menuju ibu kota. Menunggu bis Warga Baru di mulut gang rumah. Tak lama berselang, datanglah Warga Baru AC-Ekonomi itu menaikkan aku yang lucu ini haaa garing. Dan membayar ongkoslah saya seharga 20ribu rupiah. Diatas bis menuju ke Jakarta saya pun banyak merenung, merenungi hidup dan merenungi backpackingan (halah halaahh). Dan sempat terlintas saya ingin ke tempat-tempat yang di deket Jakarta aj, entah itu pulau Tidung, Ancol, Dufan, Anyer, Bonbin Ragunan, jelajah kota tua di Jakarta, jelajah kuliner, atau apapun yang penting saya harus meregangkan urat-urat yang dirasa mulai mengeras ini.

Sampai juga saya di Jakarta, dan langsung menuju kostan sahabat saya. Sesampainya di kostan kita pun berbincang-bincang hendak pergi kemana, hmm saya langsung mengusulkan untuk pergi ke Anyer saja, dan dia pun menyetujui. Sorenya sambil menunggu teman saya satu lagi (yang ujungnya dia tidak datang sore itu :D ), kita berencana mau jalan-jalan dulu di sekitaran Jakarta, lahh namun cuaca nampak tidak bersahabat ketika kita akan pergi. Sore itu kita cuma pergi ke al**mart untuk perbekalan besok, dan ke kampung rambutan (tadinya mau naik busway dari sini untuk kemudian jalan-jalan around Jakarta). Lah tapi saya liat sahabat saya itu udah agak-agak kurang enak badan, jadilah kita cuma numpang sholat maghrib aja di mesjid kampung rambutan dan kemudian pulang lagi ke kostan hihihi, dari pada sahabat saya besok tepar dan gak jadi berangkat, kan ga seruuu hihihi.

Besoknya, kita bangun pagi, dan langsung mandi sendiri-sendiri (yaiyalah). Jam 6 pagi harusnya kita udah nyampe kampung rambutan, namun namanya cewek banyak ini itu jadi ada telatan sedikit hihihi, kasian Uci (teman saya satu lagi) yang sudah nunggu dari tadi di halte, mungkin dia sudah berakar hihihi, maafya ci. Lalu kita pun berangkat menuju terminal kampung rambutan, dan bertemu Uci, lengkaplah sudah team backpacking dadakan, Saya, Meli, dan Uci. Selidik punya selidik, Uci ternyata ga bilang sama ortu nya mau ke Anyer, takut ga diijinan katanya, ya salammm mudah-mudahan lancar-lancar aja selama perjalanan :D .

Berjalanlah kita ke arah bis yang berderet-deret yang hendak keluar terminal itu, sambil melihat-lihat tulisan di atas bis yang akan mengantarkan kita menuju Anyer. Dan meli pun menunjuk ke bis Pri** J**a jurusan Jakarta(Kampung Rambutan)-Merak yang sedang berjalan pelan-pelan kearah luar terminal, lalu segeralah saya bertanya pada kondektur,apakah bis ini lewat Cilegon? Dan pak kondektur menjawab iya, sudah ditungguin dari kemarin neng, hahaha ada ada aja ni kelakarnya :D. lalu naiklah kita ke bis tersebut. Kemudian membayar ongkos Rp.17.000/orang. Melajulah bis itu, mengantarkan para penumpangnya. Sepanjang jalan kita ngobrol, ngemil, tidur, liat-liat jalan, sms-an, browsingan, macem-macem lah pokoknya buat killing the time at bus hihihi. Berangkat jam setengah 7 pagi dari terminal, dan kita baru nyampe di Cilegon sekitar pukul 10 lewat. Dari pertigaan Cilegon itu, kita langsung naik angkot PCI warna ungu ke arah Masjid Agung Cilegon, ongkosnya Cuma Rp.3000/orang aja. Nah, karena kita mau ke kamar mandi, maka kita nebeng dulu ke kamar mandi Masjid Agung Cilegon, wooww masjidnya kayaknya baru di renovasi deh, habisan bagus banget ni Mesjid. Setelah beres urusan belakang, kita urus urusan depan yaitu urusan foto memoto dan urusan makan yang mengenyangkan. Sebelum makan, kita foto-foto dulu di Mesjid Agung Cilegon yang punya menara yang tinggi. Lalu kita makan batagor Bandung (tetep ya walaupun ke Cilegon, makanannya nyari yang khas sendiri aja, padahal ada loh makanan yang namanya Rebeg, semacam nasi uduk lagi katanya, tapi berkuah).

Beres makan, kita mampir ke In**mart dulu buat belanja minuman dan makanan yang mulai menipis, takut disana mahal soalnya hahaha. Beres belanja, sekitar pukul 11an kita lalu naik angkot lagi dari depan Masjid Agung Binong menuju Anyer yang warnanya silver, inget, nanya dulu ya sama supirnya mau ke Anyer atau tidak, soalnya waktu kemarin saya dan teman saya langsung naik aja, ternyata tidak lewat Anyer, hihihi sotoyy untung ditanya dulu sama pak supirnya. Oh iya, ongkosnya Rp.6000,- yaaa.

Sepanjang perjalanan menuju Anyer, yang diliat kanan kiri adalah pabrik pabrik krakatau steel, pabriknya besar-besar, udara yang berdebu semua (yakin deh bikin rumah disini pasti kenapa debu aja cape bersihin), jalannya yang (lumayan) jelek, para pekerja yang berbondong-bondong keluar di jam istirahat, truk-truk besar yang keluar masuk pabrik, pemukiman penduduk dll. Hmm jauh amat deh buat nyampe kesana, mana kita diturunin di pasar Anyer, belom nyampe lokasi, dengan ngkos Rp.5000/orang, harusnya Rp.6000/orang itu harus sudah sampai di lokasi. Walhasil, kita naik angkot silver lagi yang warnanya sama untuk mencapai pantai Anyer. Melajulah kita, dan tidak berapa lama, villa-villa, pohon-pohon kelapa, sawah, serta pantai pun sudah terliahat di depan mata, woowww hati ini merasa senang, bisa melupakan hal-hal yang ingin dilupakan sejenak hahaha. Dan kita pun turun di hotel Marbella (bintang 5 nih hotel). Tujuan kita bukan ke hotel ini, tapi ke gang di sebelah hotel ini, yang ada tulisan “Gang Masuk Pantai” hadeuhhh hihihi. Masuklah kita ke gang tersebut, setelah sebelumnya kita mampir dulu di langgar deket hotel Marbella untuk mengqodo sholat dhuhur dan ashar, yang nyaris saja di langgar tersebut tidak ada airnya, ckckck padahal deket laut, untuk berwudhu saja pas-pas an sekali (oh ya, tadi di jalan Uci kejedot kaca spion truk, hehe, padahal itu truk gede tapi ga keliatan sama doski, hihi inilah akibatnya kalau pergi jalan ga bilang dulu sama ortu cu hihi). Setelah kita memasuki pantai Marbella, kita pun main air lah disana, berfoto, berjalan kesana kemari, merasakan kerasnya deburan ombak, merasakan pasir yang berbisik, ga berenang karena dak bawa baju ganti. hmm pantainya tidak terlalu kotor sih, tapi masih ada aja sampah disini.  

Merasa kenyang bermain di pantai Marbella, kita istirahat sebentar, dan saya membeli rujak bebek disana, hehe. Lalu kita meneruskan perjalanan ke Mertju Suar 1885, yang pernah di bangun oleh orang Belanda di zaman dahulu. Tadinya kita mau ke Pantai Karang Bolong, namun masih jauh katanya, sedangkan waktu udah menunjukkan hampir sore, khawatir kemalaman pulangnya. Nah, dari pantai Marbella ke Mertju Suar itu kita naik angkot lagi, Rp.2000/orang. Diangkot kita nanya sama bapak-bapak penduduk disana, kalau ke Mertju Suar apakah bayar, bapak itu bilang, GRATIS. Selama diangkot, bawahan baju kita masih basah, jadi di angkot kita basah-basahan deh hihi. Sampailah kita di spot, sebelum kita naik Mercusuar itu, kita dihadang oleh 2 orang bapak-bapak, katanya kalau mau masuk bayar dulu, buat 3 orang dia minta Rp.10.000. Lah pungli ini namanya, alias pungutan liar. Ckck. Karena saya sedang malas berdebat hihih gaya nya, maka saya pun kasih saja bapak itu uang Rp.9000 saja (bisa tawar menawar), biar nantinya gampang di bagi tiga. Dan naik lah kita ke atas menara itu, saya paling depan diikuti oleh Meli dan Uci, hihihi kaki mereka cenat cenut, kaki saya juga, tapi saya pengen cepet sampai atas, huft huft kita sudah mencapai puteran tangga di lantai ke 5, ketika dari arah lantai 6 muncul teteh-teteh berjilbab sendirian,  kami pun bertanya berapa lantai lagi, teteh itu menjawan cuma sampai 17 lantai kok, dan gubrakkk hahaha masih nyisa 12 lantai lagi, semangatttt, dan dengan terseok-seok kita pun sudah berada dilantai 12 ketika muncul 2 orang lelaki dari lantai 13, dan kita pun bertanya lagi ada berapa lantai lagi yang harus dicapai, yang satu bilang 15 yang satunya lagi bilang 16. Ckckck, mana yang bener hihi. Yasudah kita terus saja berjalan dan akhirnya sampai di lantai 16, dan memang sudah sampai 16 lantai saja. Alhamdulillah sampai. Di atas mercusuar itu ada sekitar 5-6 orang yang sedang merayakan kemenangannya telah sampai atas mercusuar, kita pun langsung ke bagian terluar mercusuar untuk melihat pantai anyer dan sekitarnya dari ketinggian, subhanallah baguuuussssssssss nian pemandangannya, silahkan datang dan lihat sendiri untuk menyaksikan keindahannya.

Diatas mercusuar tersebut, kita meregangkan otot otot kaki dulu yang dari tadi menyusuri tangga demi tangga, lalu cemal cemil, ngeringin pakaian yang kita pakai, liat pemandangan anyer, update status, foto-foto, selonjoran, ngepel lantai mercusuar (hehehe yang ini enggak). Sudah kenyang diatas mercusuar, kita pun turun dan berjalan ke arah pantai, eh ternyata disana ada 0 (nol) kilometernya Anyer-Panarukan, jalan yang dulu dibangun atas dasar kerja paksa pada zaman Belanda, jalan yang merenggut nyawa-nyawa para pahlawan yang tak diketahui namanya. Hmm dari sana kita lalu nyebur ke pantai (waduhh udah capek-capek ngeringin baju diatas mercusuar udah dibasahin lagi hihi), naik ke batu karang, lalu moto mercusuar dari kejauhan. Eh tapi bajunya jadi bersih dari pasir-pasir yang tadi nempel di pantai Marbella deng. Hehe.

Hari menunjukkan sore, dan kita pun segera bergegas pulang, khawatir ga ada bis ke Jakarta nantinya. Rute pulangnya kayak tadi pas kita berangkat aja. Hmm sampai di Cilegon baju kita udah kering dong hahahaha. Naik bis lah kita ke arah Jakarta, dan sepanjang jalan dari awalnya ngobrol berubah menjadi tidur pulas las sampai terminal kampung rambutan. Selamat tinggal Anyer, lain kali kita bersua yaa.

Dan okeyy, marilah kita hitung berapa biaya yang dikeluarkan dari kampung rambutan:

Bis Prima Jasa

kampung rambutan-Merak                         Rp. 17.000,-

Angkot PCI ungu                                           Rp. 3000,-

Angkot Siver jurusan Anyer                         Rp. 5000,-

Angkot Silver lagi (karena kita

Diturunin di tengahjalan)                             Rp. 2000,-

Angkot Silver dari Pantai Marbella ke

Mercusuar                                                      Rp. 2000,-

Naik Mercusuar                                             Rp. 3000,-

Angkot Silver lagi untuk pulang

Menuju Cilegon                                             Rp. 5000,-

Angkot PCI ungu                                           Rp. 3.000,-

Bis Prima Jasa Merak-Rambutan                Rp. 17.000,-_____+

                                                                        Rp. 57.000,-

Hihihi murahkan,, yang bikin mahal cuma jajan jajan nya ajahhh, hiaaaaa lain kali harus bawa perbekalan dari rumah J. Selamat Backpackingan.

Reflection Part 4: JOGLO SEMAR (Jogja, Solo, Semarang)

Ini cerita, masih nyambung dari backpackingan JOGLO SEMAR  sebelumnya. Besoknya saya dan meli pun bangun sebelum shubuh, dan kemudian mandi. Brrr dinginnn banget deh. Setelah mandi, kami pun sholat shubuh berjamaah. Setelah itu saya dan meli pun packing kembali barang-barang yang kami bawa, duuuhh tambah berat aja nih tas.

Beres packing, sekitar jam 6-an kami pun diantar intan dan temannya (hmm lupa lagi nama  temannya) pergi ke stasiun Purwosari, Solo. Kami melewati jalan tikus supaya cepat sampai di jalan raya. Kami pun menunggu damri di pinggir jalan, dan tak berapa lama damri pun lewat, dan segeralah kita naik. Supir damrinya laki2, nah kondekturnya baru perempuan, mbak2nya manis loh. Kami pun membayar damri seharga Rp.3000/orang, yaa mirip-mirip harga damri Dipati Ukur-Jatinangor (dulu) lah hihi.

Sesampainya di stasiun Purwosari, kami pun membeli tiket Stasiun Purwosari (Solo)-Yogyakarta (Lempuyangan) seharga Rp.9000/orang. Dan ini tiket tanpa tempat duduk (dan emang ga ada yang pake tempat duduk, kecuali kalau nanti di keretanya ada yang kosong, baru kita bisa duduk). Sambil menunggu kereta, kami pun berfoto dulu dibawah plang Stasiun Purwasari (hahaha tetep ya narsis, untuk menunjukkan bahwa kami pernah berada disini aja). Kereta pun tiba, dan bersiaplah kami untuk naik kereta. Sebelum naik kereta, kami pun bersalaman dengan Intan dan temannya untuk pamit dan mengucapkan terimakasih banyak.

Dan setelah naik kereta, benarlah kalau kita benar-benar tidak duduk. Habisan tempat duduknya udah penuh semua sihh, jadi ya terpaksa kami yang tidak kebagian tempat duduk harus berdiri bergelantungan, hihihi. Dan agar tidak ribet dan berat bawa-bawa tas yang segede gaban ini, maka tas pun saya simpan diatas kursi (tempat penyimpanan barang). Wooow pegel juga sih lama-lama berdiri. Akhirnya setelah kira-kira mau sampai di Yogyakarta kami pun kebagian tempat duduk (ya salam, sama aja bo’ong dong hehehe). Tapi lumayanlah.

Sesampainya di stasiun Lempuyangan, Yogyakarta, kami pun berjalanlah ke arah stasiun Tugu (ceritanya sih mau membeli tiket Yogyakarta-Bandung). Huft huft beuhhh cape juga, apalagi bawa tas berat (dipikir2 kenapa ga pake becak aja). Tapi seru juga sih bisa sambil jalan-jalan dari Lempuyangan sampai Tugu, liat rumah-rumah penduduk, liat sungai yang katanya kena banjir itu, melewati jalan tikus dll, hiks hiks tapi lapaarrr.

Sesampainya di stasiun Tugu, kita pun melihat-lihat jadwal pemberangkatan kereta ke bandung, lalu kita pun mengantri di tempat pembelian tiket, dan kita pun menghampiri mbak penjaga loket;

Saya: mbak kereta bisnis yang ke bandung 2 untuk nanti malam, masih ada?

Mbak: waduh, sudah habis mbak untuk nanti malam, kalo yang ekslusif masih ada buat nanti malam, 4 kursi lagi, mau?

Saya: berapa mbak?

Mbak: duaratus ribu (bla bla bla)

Saya: Waduh, ga jadi deh mbak nanti aja hehehe

(Dan kita pun keluar dari antrian)

Hadohhh namanya juga backpackeran, moso iya harus pake kereta ekslusif (rrr maksudnya memang lagi pengiritan uang nih hihihi, mending buat belanja batik :P)

Saya dan meli pun berdiskusi, mau pulang naik apa, karena kalo pake kereta kemahalan uy. Lalu kita putuskan saja untuk naik bis, kata teman saya pake bis bisa kurang dari 100ribu. Mmm kata teman saya juga, ada agen bis di daerah deket Monumen Tugu (daerah Jalan Mangkubumi), jadi ga usah jauh-jauh pake trans-jogja ke terminal. Jadi pokoknya kalo dari stasiun Tugu, belok kiri aja terusssss (lumayan sih pegel kalo jalan kaki), nah disana banyak travel agent, tinggal dipilih-dipilih. Hmm tapi sebelum kita mencari tiket bis, kita makan nasi gudeg+telur pindang+es teh manis dulu di dekat pos polisi di dekat Stasiun Tugu, hmm lapar berat booo. Lumayan semuanya Rp.9000/orang. Kenyang deh.

Beres makan, kami pun berjalanlah ke arah Monumen Tugu itu, sambil liat-liat travel agent yang dirasa meyakinkan. Kami pun tertuju kepada salah satu travel agent, nanya-nanya tiket bis ke Bandung, tapi jangan yang ekonomi. Pengelola travel agent tersebut bertelepon-telepon ria lah dengan banyak orang disana, menanyakan tiket bis AC. Dia bilang, kalo bis AC Kr***t J**i sekarang jadi 135rb, waduhh gubrakk deh mahal amat sih (dalam hati saya berdoa supaya bis nya gak ada, jadi kita bisa pulang dari kantor itu dengan selamat tanpa merasa ga enak hati karena tidak jadi membeli tiket hahaha). Dan untunglah bis AC nya gak ada, sudah penuh semua, asikkkk (lohh??), yang ada cuma bis ekonomi, ga mau ah, takut ga nyaman sepanjang perjalanan hihihi. Lalu si mbak nya nawarin pulang pake travel aja, harganya 150ribu dijemput di jogja dan diantar sampai tempat tujuan,tapi kita menolaknya, mahal sih hehehe.

Nah nah, sekarang kita mulai pusing deh pulang pakai apa, hiks hiks, jalan-jalan keliling jogja saja belum nih. Hmm akhirnya dari pada kita pusing mikirin tiket buat pulang, kita memutuskan untuk jalan-jalan dulu di Jogja, tiket pulang urusan belakangan hahahahaha. Kita pun naik becaklah, mau ke daerah penjual kaos Dagadu aseli, bukan bajakan. Yang beli kaos Dagadu cuma meli doang, saya cuma liat-liat aja.

Nah, beres membeli kaos Dagadu, gak afdhol rasanya kalau tidak pergi ke Keraton, saya dan meli pun berjalan kaki lah ke arah keraton, huft huft berat nih bawa-bawa tas, mau pake becak lagi sayang ongkos hihihi lagi ngirit ceritanya kita. Sesampainya di Keraton Jogjakarta,as usually, we take a picture, gkgkgk. Sudah kenyang berada di Keraton, kita pun pergi ke daerah Marlioboro menggunakan becak (lagi?). Lalu kita turun di Shelter Trans-Jogja Marlioboro, tujuan selanjutnya adalah Candi Prambanan, tadinya sih pengen ke Candi Borobudur, namun kejauhan takut dak cukup waktunya. Naik trans-Jogja cukup murah hanya dengan Rp.3000/orang kamu kamu bisa ngelilingin Jogja :D.

Untuk sampai ke Prambanan dari Marlioboro, dibutuhkan waktu sekitar setengah jam lebih. Dan sampailah kita di shelter trans-Jogja Prambanan. Untuk sampai ke candinya, kita bisa jalan kaki atau naik becak-motor. Lah karena kaki ini pegal rasanya, kita pun naik becak-motor aja (lagi lagi), Rp.10.000. Hmmm padahal deket lohhh, kemahalan segitu mah, harusnya Rp.5000. hehe.

Sudah sampai Prambanan, kita bisa masuk kawasan candi dengan membayar Rp.23.000. Lah, orang kita disininya cuma bentar kok, jadi sayang aja ngeluarin uang segitu, lagian saya kesini cuma penasaran aja,  soalnya kalau mampir ke Jogja belum pernah ke candi Prambanan nya hehe. Walhasil kita gak masuk kawasan candi, hanya melihat-lihat Candi dari jarak  jauh aja hahaha (kere banget yaa?). Beres keliling sekitar Candi, kita pun ngadem beli es kelapa muda di warung dekat situ. Lumayan es kelapa muda harganya Rp.7.000. Ketika kita minum es kelapa muda, datanglah si bule ke warung itu, dia mau makan ternyata. Mmm dia pilih beli ayam goreng dan nasi. Dan si bule pun duduk di depan kita. Awalnya kita senyum-senyum doang sama si bule. Lalu untuk mengetes kemampuan bahasa Inggris saya yang pas pas an ini, apakah si bule ngerti apa enggak dengan logat saya, maka saya pun memberanikan diri untuk bertanya-tanya. Hahahahaha dan berhasil, si bule ngerti apa yang saya omongin dan saya pun ngerti apa yang dia omongin, jiakakakak norak banget deh saya. Ternyata si bule datang kesini sama rombongan tour, dia orang Amerika, tapi keturunan Vietnam. Waktu saya ceritakan bahwa saya dan meli kesini sedang backpackeran, si bule berdecak kagum, wooow he said :D hahaha emang aneh ya? Biasa aja kali, apalagi claudia kaunang dan trinity udah kemana-mana :D akhirnya say goodbye lah kita, karena si bule udah mau berangkat lagi. Dan kita pun memang udah beres minumnya, lalu berjalan lah kita ke arah luar, mencari masjid, sudah masuk waktu dhuhur soalnya. Mesjidnya terletak di luar komplek candi, tak jauh memang, dan tempatnya enak sekali bersih dan luas, nama mesjidnya Al-Muttaquun.

Dari mesjid, kita pun come back lagi ke shelter trans-jogja Prambanan. Dan kita baru memikirkan bagaimana caranya pulang, hmmm kita pun memutuskan untuk kembali ke jalan Mangkubumi lagi, nyari travel agen, dan ya salaammm penuh semua bis nya, meli ngajakin pake ekonomi sih, tapi saya gak mau dengan alasan keamanan (hehehe maaf ya mel). Ckck akhirnya kita memutuskan untuk ke terminal aja, dengan harapan masih ada bis yang ke Bandung. Akhirnya kita naik becak (lagi lagi dan lagi) dari jalan Mangkubumi ke daerah Marlioboro. Dan mampir dulu ke pasar Bringharjo. Dan belanja batik lah kita disana, saya beli batik buat keponakan yang amat sangat lucu, alfath. Dan sekarang bajunya sudah gak muat kayaknya.

Belum kenyang juga liat benda-benda lucu, beres dari Bringharjo, saya dan meli pergi ke Mirota, haduhhh lucu-lucu semua barang-nya jadi pengen borooongggg nih (naluri perempuan, istigfar istigfar kamu lagi backpackeran de, bukan vacation sama keluarga hihihi). Akhirnya, saya keluar dari Mirota, hanya dengan beberapa aksesoris dan satu tas gendong yang lucuuuu banget.

Dari Mirota, karena kita kehabisan ongkos buat pulang, kita pun mampir dulu ke ATM terdekat, waduhh ngantri ternyata, kita tungguin deh, ehhh taunya pas masuk, enggak bisa ambil uang, kayaknya uang dalam mesin ATM udah abis deh. Kita pun keluar dengan tangan hampa, mana waktu itu gerimis lagi, ckckck. Akhirnya kita menemukan spot ATM lagi, cepatlah kita menuju kesana, dan Alhamdulillah bisa. Setelah itu, untuk mengisi kekosongan perut karena belum makan siang, meli pun mengajak saya beli lumpia goreng, hmmmm enaknyaaa, ada yang rasa ayam, sayur dll. Duhh enak bangettttt yang rasa ayam.

Setelah makan, berjalanlah kembali kita ke shelter trans jogja di Marlioboro, untuk naik trans jogja ke terminal, haduhhh waktu itu udah sore, hujan besar pula, trans jogja nya lama pula, karena kena macet katanya. Dan akhirnya setelah sekitar setengah jam menunggu, datang juga, dan karena penuh, kita kebagian berdiri haahahahaha, pegalllll. Untung ditengah jalan ada yang turun dan kita bisa duduk.

Sampai di terminal, hari sudah mau memasuki maghrib.  Kita pun menuju ke arah bis bandung, hmmm namun belum ada bis nya (waktu itu kita nunggu bus Budiman). Kata mas-mas penjaga jasa penitipan motor, bis Budimannya belum datang. Akhirnya kita tunggulah beberapa saat. Namun, hati ini berasa ga karuan karena bis Budiman belum juga datang, akhirnya setelah ditanya-tanya bis tersebut sudah berangkat dari tadi. Duhhhh gimana dong, mana saya harus pulang malam ini, karena besok nya saya harus berangkat lagi ke rumah nenek bersama keluarga saya. Bisa mencak-mencak nih enyak aye, kalo tau anaknya gak jadi pulang hari ini, secara sudah berjanji aye, ntar gak diijinin backpackeran lagi  (‘^,^’’)

Lalu kita pun berjalanlah ke arah bis Bandung lagi, dan ternyata disana banyak calo (mungkin). Kita pun ditanyalah mau kemana, kita jawab aja ke Bandung, dan ditunjukanlah kita bis Kramat Jati oleh mereka, tapi harga yang ditawarin oleh agen bis itu ga kira-kira 150ribu, ckckck mahal amat, mendingan tadi pake jasa travel aja kalo gitu. Akhirnya saya tawar aja deh jadi 120ribu, dan mereka mau. Setelah melakukan pembayaran (dilakukan di bagian atas terminal bukan di dalam bus), saya gak mau begitu aja ditinggalin sama mereka, saya minta mereka nganter kita menuju bis Kramat Jati tersebut, namun selidik punya selidik, ternyata hal yang tidak saya inginkan pun terjadi, ternyata mereka membohongi kita. Kita malah mau dimasukin ke bis yang ke arah Jakarta (mungkin nanti di daerah manaaa kita di transfer ke bis butut yang arah Bandung, ih gak mau la yaw). Wah beneran nih orang-orang ngajakin aye berantem. Dengan serta merta, darah saya naik ke ubun-ubun disebabkan banyak hal (dibohongi petugas/calo yaa??, terus ongkos dimahalin, di suruh bolak balik dari bawah bis ke tempat agen tiket di atas terminal, udah gitu capee dari tadi pagi jalan mulu, ditambah lapar, ah pokoknya campur aduk lah), dan hal-hal ini membuat aye marah sama travel agen itu, la wong mereka dengan seenaknya aja nyimpen kita di bis ke Jakarta, kan udah di bilang dari tadi juga mau ke Bandung, dengan serta merta saya nyerocos layaknya ibu-ibu yang dibohongin pembeli. Hihihihi sebenernya saya takut juga sih memberi ketegasan (baca:marahin) mereka, mukanya itu loh agak2 sangar, mana udah maghrib, dan takut benar-benar ga ada bis. Namun, dengan berbicara (sok) tegas, saya dan meli akhirnya mendapatkan bis ke Bandung juga, dengan seat tinggal 4 lagi huhhh, lumayanlah, dan kita minta dikurangin dari ongkos yang tadi dikasiin. Hahahahaha lega rasanya sudah mendapatkan bis ke Bandung. Dan maaf ya bapak-bapak travel agen bis KJ ditegesin sama aye, lagian pelayanannya itu loh ga banget :D kalo boleh milih, saya lebih baik naik Budiman aja lah kalo ada mah.

Akhirnya, bis pun melaju menuju kota Kembang. Kita pun tertidur grok grok grok. Meli turun di Jatinnagor sekitar jam 3 subuh. Dan saya tadinya mau turun di daerah Gedung Sate, untuk meneruskan memakai angkot ke Ledeng dan naik Elf menuju ke rumah. Namun jam 4 subuh kala itu terasa lain, saya serem aja pake angkot sendirian hihihihi, akhirnya saya ikut jalan-jalan dulu ini bis dari Leuwi panjang sampai ke Cimahi, dan saya turun di Cimahi dan pake angkot ke Ledeng dari Cimahi, setelah sebelumnya mampir dulu di pom bensin  Cimahi untuk sholat shubuh. Dan naik elf lah saya menuju home sweet home. Dan tibalah saya di rumah sekitar pukul setengah 8 pagi. Hahahah alhamdulillah nyampe, lalu saya minta kakak saya buat ngejemput saya karena badan ini gak kuat rasanya kalo disuruh gendong-gendong tas lagi. Dan sesampainya di rumah saya dikejutkan dengan perkataan ibu, kalau pergi ke rumah nenek jadi nya besok, bukan hari ini. Haduhhhhhh alamakkkk gubrakk deh, tau gitu pulang dari Jogja nya sekarang pagi aja bukan tadi malam, jadi ga keburu-buru.. Hhhhh kena tepu saya sama ibu hahahahaha. What a greatful backpacking. (Endyear, 2010)

Epilog: dan seharian itu saya pun tertidur, layaknya putri salju yang menunggu pangeran hihihi, dan beristirahat untuk mempersiapkan stamina buat besok berpergian lagi ke rumah nenek di perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah sana.

Hadiah Ulang Tahun dari Anakku

Alhamdulillah syukur tak terhingga atas nikmat-nikmat Alloh yang diberikan hingga detik ini. Alhamdulillah Alloh amanahkan kepada kami anak ...